![]() |
Polisi berupaya merebut kotak suara yang akan dibawa kabur sekelompok warga yang akan mengacaukan pemilu (simulasi polres palopo) |
PALOPO - Kepolisian Polres Palopo, Sulawesi Selatan, Sabtu (23/03/2019) melakukan
simulasi pengamanan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berlangsung di Mako Polres Palopo.
Simulasi dilakukan dalam rangka pemilihan umum calon legislatif dan calon presiden dan wakil presiden 2019.
Dalam simulasi tersebut menggambarkan proses pemilihan umum yang awalnya berjalan lancar, namun disaat penghitungan suara berlangsung, saksi
dari salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden memprotes
perhitungan suara karena adanya warga yang mencoblos surat suara sebanyak dua kali, sementara pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan sah
sehingga terjadi aksi protes dari salah satu saksi pasangan calon.
Pendukung salah satu pasangan calon dari luar TPS pun ikut memprotes
dan masuk ke dalam TPS tiba-tiba merampas surat suara, kondisi
tersebut semakin memanas hingga terjadi kekacauan dalam TPS.
Pihak Perlindungan
Masyarakat (Linmas) dibantu polisi berusaha mengamankan pendukung tersebut yang mengacaukan jalannya penghitungan suara.
Kondisi
terus memanas dan pendukung salah satu pasangan calon tidak puas, hingga masuk
dan menyerang TPS dengan mengobrak abrik TPS dan berupaya mengambil
rekapitulasi penghitungan suara dan membawa kabur kotak suara.
Aparat
kepolisian dari Polres Palopo tiba dan berusaha mengamankan suasana dan
berupaya merebut rekapitulasi penghitungan suara dan kotak suara yang akan
dibawa kabur oleh sekelompok pengacau.
Kapolres
Palopo AKBP Ardiansyah mengatakan bahwa simulasi dilakukan kepolisian Polres
Palopo dilakukan dengan tiga skenario yang diperagakan yakni skenario pertama seorang pemilih yang
tidak terdaftar di dalam Daftar Pemilih tetap (DPT) dapat melakukan
pencoblosan, simulasi kedua yaitu pemilih datang mencoblos dengan menggunakan
alat komunikasi dan mengambil gambar
surat suara yang telah dicoblos, dan simulasi ketiga adalah penanganan saat
penghitungan suara.
“Simulasi
ketiga ini dilakukan penanganan pada saat penghitungan suara, ketika ada protes
maupun ketidakpuasan salah satu saksi atau pendukung calon sehingga terjadi
kerusuhan di TPS kemudian bagaimana upaya kami dari Polri mengamankan TPS
tersebut terutama logistik pemilu yang ada di TPS,” kata Ardiansyah, usai
melakukan simulasi di Mako Polres Palopo, Sabtu (23/03/2019).
Kapolres Palopo
menyebutkan dalam pemilu 2019 mendatang akan dturunkan sebanyak 492 personil gabungan
TNI dan Polri untuk mengamankan Pemilu 2019 di kota Palopo.
Ketua Bawaslu
kota Palopo, Asbudi Dwi Saputra mengatakan bahwa simulasi yang dilakukan Polres
Palopo hari ini, pihak penyelenggara bisa melihat potensi-potensi pelanggaran
yang bisa terjadi dalam TPS.
“Tentunya dengan potensi
tersebut bisa dipetakan untuk pencegahan dan penindakan terhadap
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi, terutama yang masuk memilih namun tidak
memiliki KTP elektronik, itu sangat rawan dan itu menjadi potensi pengawasan
kami,” ucap Asbudi.