PALU – Bencana alam gempa bumi dan tsunami yang melanda kota
Palu, kabupaten Donggala dan kabupaten Sigi Biromaru pada Jumat (28/9/2018)
lalu ternyata sudah pernah dilukis oleh seorang pelukis asal Palu pada 4 Juni
2014 silam, yakni Abee Zam-zami Djalaludin.
Abee Zam-zami Djalaludin, melukis kejadian gempa dan tsunami yang
melanda kota Palu yang memporak porandakan sejumlah fasilitas umum dan permukiman
warga, seperti kerusakan jembatan Ponulelel atau jembatan Kuning, adanya kapal
yang melintang di jalan, warga diterjang badai dan kondisi pasca gempa.
Dalam lukisan Abee Zam-zami Djalaludin yang diunggah menggunakan
aplikasi photoshop di sosial media Facebook tanggal 3 Juni 2014 lalu dengan
judul Bencana di Negara menggambarkan tentang kejadian tsunami yang merusak
Jembatan Kuning membuat warga panik dan berlarian menyelamatkan diri, kendaraan
diatas jembatan terjebak bencana dan jatuh ke sungai begitupun dengan binatang
Kuda ikut lari menyelamatkan diri.
Diketahui di area Pantai Talise Palu dimana jembatan kuning berada tak
jauh dari situ terdapat tugu patung
Kuda.
Gambar ini membuat netizen kagum dan bertanya, namun beberapa hari pasca
gempa dan tsunami akun facebook Abee Zam-zami Djalaludin dan nomor telepon
selulernya tidak aktif.
Gamabar ini menjadi viral di sosial media, dan mendapat like sebanyak
1.500, lebih dari 147 komentar dan 2.258 kali dibagikan.
“Subhanallah, lukisan tsunami 4 tahun silam oleh pelukis Palu menjadi
kenyataan,” kata Jailani Sawang di akun facebooknya, Senin (22/10/2018).
Tanggal 16 Juli 2014, Abee Zam-zami Djalaludin kembali mengunggah gambar
menggunakan aplikasi photoshop yakni sebuah perahu yang melintang di jalan
pasca gempa bumi dan tsunami. Dalam gambar tersebut menggambarkan perahu
melintang dan tanah retak pasca gempa dan tsunami.
Tanggal 7 November 2014, Abee Zam-zami Djalaludin mengunggah gambar
dengan judul Diterjang Badai. Dalam gambar tersebut warga diterjang badai
menggunakan perahu.
Tanggal 8 November 2014, kembali mengunggah gambar tentang pondok tanpa
tiang yang bercerita tentang kehidupan anak yatim piatu.
Abee Zam-zami Djalaludin, saat dikonfirmasi Kamis (25/10/2018) mengatakan bahwa lukisan tersebut dibuat sejak tahun 2014
menggunakan aplikasi photoshop yang diawali dari imajinasi dan diilhami dari
mimpi.
“Sebenarnya lukisan itu lebih ke imajinasi yang di ilhami dari mimpi
saya,” katanya.
Abee sendiri belum mengetahui jika gambarnya telah disebarkan oleh
ribuan Netizen karena kondisi jaringan yang tidak bagus, bahkan ratusan orang
menghubungi dia lewat
akun facebooknya dan no telepon namun tidak tersambung.
Abee terlihat aktif di Facebook pada Senin (15/10/2018) pukul 07.54
wita.
“Alhamdulillah... masih dipertemukan_Nya dengan pagi yang cerah ini,
selamat beraktifitas, #Praypalusigidonggala,” tulisnya.
“Buat
teman-teman yang sudah bagikan karya saya yang 4 tahun lalu saya ucapkan terima
kasih, Alhamdulillah saya dan keluarga besar istri dan anak selamat dari
bencana, semoga kita semua tetap diberikan ketabahan dan tawakkal menghadapi
cobaan yang diberikan-Nya,” ujarnya.