Ady Praditya, S. Hut
2. Sahar sabir, S.Hut
*Muh. Amran Amir, S.Hut*
Forestry Alumny Tadulako University Palu.
I. LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki sumberdaya alam yang beranekaragam yang dapat berasal dari kawasan hutan seluas 143 juta ha dan kawasan pertanian seluas 25 juta ha. Dalam pemanfaatannya masih dirasakan kurang karena hanya 50 % dapat digunakan dan sisanya merupakan limbah yang belum dimanfaatkan secara optimal (Julian, 1998)
Dalam proses pengolahan kayu yang ada sekarang, umumnya limbah-limbah hasil olahan berupa sabetan, potongan dan serbuk gergaji yang dibuang atau dibakar. Banyaknya sisa kayu yang terbuang berarti kita belum mampu memanfaatkan sumberdaya alam berupa kayu secara maksimal, juga tidak sejalan dengan usaha-usaha penghematan energi yang sekarang sedang digalakkan.
Sudrajat (1983) menyatakan, salah satu sumber energi non minyak yang konsumsinya cukup tinggi adalah kayu bakar. Konsumsi kayu bakar saat ini diperkirakan mencapai 70 juta m² / tahun atau sebesar 50 % dari konsumsi kalori minyak bumi. Dimasa mendatang konsumsi kayu bakar akan semakin meningkat karena kecendrungan harga minyak bumi selalu meningkat. Kayu sebagai bahan bakar mempunyai sifat-sifat yang kurang memungkinkan antara lain hetrogen, kadar air tinggi, mengeluarkan banyak asap, mempunyai abu, dan nilai kalornya kurang tinggi.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu adanya usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas kayu sebagai bahan bakar, sehingga sifat-sifat yang kurang menguntungkan dari kayu dapat diatasi usaha yang dapat dilakukan untuk menggurangi penurunan kwalitas kayu sebagai bahan bakar adalah dengan cara mengubaghnya menjadi briket arang.
Briket Arang adalah arang kayu yang diubah bentuk, ukuran dan kerapatan dengan cara mengempa campuran serbuk arang dengan bahan perekat. Selanjutnya dikatakan pula, bahan baku yang digunakan untuk pembuatan briket arang adalah arang kayu atau kayu yang berukuran kecil yang diproleh dari limbah kayu (Hartoyo et al, 1978).
Pembuatan Briket Arang merupakan salah satu alternatif pemecahan terhadap permasalahan yang ada pada masyarakat saat ini, dimana penggunaan briket arang lebih efesien dan mempunyai banyak keuntungan dibandingkan arang kayu maupun kayu bakar. Harga briket arang lebih mahal bila dibandingkan dengan arang kayu, dimana harga tersebut dapat mencapai dua kali lipat harga arang kayu. manfaat lain dari briket arang adalah ramah lingkungan dimana mengeluarkan asap hasil bakaran yang sedikit, juga menjadikan masakan jadi lebih harum dan cepat masak.
Dalam upaya pemberdayaan seluruh komponen anggota keluarga, pembuatan briket arang dapat menjadi salah satu solusi yang dapat mengurangi konflik antara masyarakat maupun dalam keluarga. Karena dalam kegiatan ini mengajak dan mendorong setiap komponen keluarga untuk berperan aktif terutama dalam penggunaan waktu luang. Penggunaan waktu luang yang efektif merupakan salah satu indikator meningkatnya kualitas livelihood. Kualitas livelihood yang tinggi akan membawa dampak positif bagi seluruh anggota keluarga maupun masyarakat. Selain peningkatan ekonomi dan bahan bakar alternatif kegiatan ini dapat menciptakan suasana rukun dan damai. Sebaliknya penggunaaan waktu yang tidak efektif dapat menyebabkan penurunan kualitas livelihood karena sebagian besar waktu luang hanya terbuang percuma tanpa ada kegiatan-kegiatan positif terutama dalam peningkatann ekonomi. Hal ini kemungkinan besar berpotensi terjadinya konflik horizontal yang dipicu oleh kesenjangan sosial masyarakat dan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.
2. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBUATAN BRIKET ARANG
· Persiapan
pengumpulan limbah-limbah kayu (sabetan kayu, potongan kayu dan serbuk gergajian) yang akan digunakan untuk pembuatan Briket Arang dan bahan perekat berupa tepung tapioka. Adapun peralatan yang digunakan meliputi tempat pembakaran (drum), alat pengempa, cetakan briket, skop, tongkat kayu dan waskom/ember
· Pelaksanaan Kegiatan
Sebelum diadakan pelatihan briket arang, dilakukan penyuluhan dengan materi sebagai berikut :
1. Limbah-limbah kayu dimasukan dalam drum yang berkuran tinggi 85 cm dengan diameter 55 cm di bagian atas drum dilubangi sekitar 10 cm x 10 cm, lubang tersebut dapat di buka dan di tutup, lubang tersebut dapat berguna untuk mengontrol limbah kayu yang ada di dalam, sudah menjadi arang atau belum. Dan dibagian samping drum tersebut, dibuat lubang dengan menggunakan paku. Lubang-lubang tersebut berguna agar udara dapat masuk dan masih dapat dikontrol. Dilam drum limbah-limbah kayu tersebut di bakar . Selama proses pembakaran, harus dijaga agar udara tidak keluar masuk secara leluasa, hal ini dilakukan agar limbah-limbah kayu didalam drum tidak menjadi abu.
2. setelah menjadi arang dilakukan pemadaman bara-bara api yang masih tersisa dengan menggunakan air. Setelah disiram dengan air, dilakukan pengeringan hingga arang-arang tersebut menjadi lembab. Setelah lembab arang tersebut ditumbuk menjadi serbuk arang.
3. Setelah menjadi serbuk siapkan bahan perekat berupa tepung tapioka yang di encerkan dengan air panas. Setelelah itu dicampurkan bahan perekat tersebut dengan serbuk arang hingga menjadi adonan yang lengket
4. Setelah dilakukan pencampuran antara serbuk arang dan perekat maka dilakukan pencetakan Briket Arang.
5. Briket arang yang diperoleh masih dalam keadaan basah dan mudah hancur untuk itu perlu dikeringkan secara alami selama 2 hari.
*posting by