Kantor :
Jl. Kuningan No.78 Komplek YKBK, Beji, Depok, Jakarta Selatan (16423).Phone +6221 7752875 Mobile (+6281-329783426)
Website : http://www.forest99multiply.com
E-mail : kristianto_dw@yahoo.com
Cp : Dwi Kristianto HP +62813429783426
YAYASAN FOReST INDONESIA lahir Boyolali tanggal 5 Mei 1999 dengan Akta Notaris Heno Erlangga, SH Nomor W9.DX.HT.01.10.07.1999.PN.
LATAR BELAKANG
Lembaga ini lahir karena keprihatinan kami melihat kondisi sumber daya alam di Indonesia, baik kualitas maupun kuantitasnya terus menurun. Kerusakan hutan di Indonesia terlambat disadari kerusakannya, ini terbukti dengan hancurnya kawasan hutan di Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Ancaman kerusakan hutan ini juga akan mengancam eksistensi hutan di kawasan timur Indonesia (Sulawesi, Maluku dan Papua). Laju deforestasi dari tahun ke tahun terus meningkat. Berdasarkan berbagai permasalahan tersebut maka FOReST Indonesia dalam program-programnya lebih memprioritaskan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, pendidikan konservasi alam, mendorong potensi ekowisata, riset serta publikasi dan penerbitan buku.
Dalam perkembangannya, dengan usaha dan kerja keras yang kami lakukan lembaga ini sudah memiliki kantor pusat di Jakarta dan membuka perwakilan dan jaringan di berbagai kota antara lain: Pagar Alam dengan Contact person Musridi Muis, Jogjakarta dengan Contact person Suyoko, Makassar dengan Contact person Jae Samsu Rheyjach, Palu dengan Contact person Muhammad Amran Amir, Manokwari dengan Contact person Renold Kasueja, Nabire dengan Contact person Jery Muyapa dan untuk Boyolali dengan Contact person Sri Basuki.
VISI
Kami meyakini bahwa kekayaan alam patut kita kelola dengan seimbang dalam penggunaannya, harmoni dengan budaya setempat, selaras dengan gerakan alam bumi. Pengelolaan sumber daya alam yang berbasis tradisi bangsa akan menjamin manusianya lebih arif dalam menatap mozaik bumi nusantara, sehingga dapat terhindar dari krisis.
MISI
Mengusahakan studi potensi keanekaragaman hayati di Indonesia, melalui riset sebagai upaya perkembangan teknologi bagi kesejahteraan umat manusia.
Mempublikasikan hasil studi maupun riset dalam berbagai media komunikasi publik.
Mengembangkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu memberikan kontribusi dan berperan aktif sebagai subyek dalam segala dimensi pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Mengupayakan pelestarian ekosistem hutan dan penguatan posisi komunitas lokal (bargaining position).
Memperkuat sistem kemandirian ekonomi bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UKM).
Bidang Kerja
Dalam mewujudkan visi dan misi tersebut FOReST INDONESIA bekerja di beberapa wilayah Indonesia. Antara lain : Pagar Alam, Boyolali, Palu dan Nabire. Untuk mendorong berbagai program yang disusun tersebut FOReST INDONESIA mempunyai kantor administratif di Jakarta dan kantor program di Yogyakarta.
Dalam menjalankan program kerja FOReST INDONESIA memfokuskan pada tiga bidang kerja, yang secara rinci kami paparkan sebagai berikut:
1. Program Penguatan Ekonomi Mikro Berbasis Sumber Daya Alam (EKROSDA).
2. Program Konservasi Alam Berbasis Tradisi dan Komunitas Lokal (KATRAS).
3. Program Pengembangan Etos Kerja Manusia melalui Perubahan Paradigma (TOSMA).
Secara rinci tentang bidang kerja FOReST INDONESIA sebagai berikut :
1. Program Penguatan Ekonomi Mikro Berbasis Sumber Daya Alam (EKROSDA).
Fundamental ekonomi yang nyata terletak pada kekuatan perekonomian desa yang bersandar pada ekonomi petani dan nelayan. Dengan jiwa kooperatifnya telah terbukti bahwa 99,9 % dari 42 juta unit usaha di Indonesia adalah usaha mikro dan kecil (sekitar 12 juta adalah pedagang pasar), 99,5 % kesempatan kerja disediakan oleh Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKM), 57 % kebutuhan barang dan jasa disediakan oleh UMKM, 19 % ekspor merupakan hasil produksi UMKM, yang pasti UMKM telah memberi kontribusi 2 – 4 % terhadap pertumbuhan nasional.
Untuk penguatan ekonomi desa tersebut kami fokus pada:
• Pengembangan usaha mikro dan kecil melalui sistem kelompok tanggung renteng/etos tanggung renteng (ETR) dari hulu hingga hilir.
• Mendorong individu atau kelompok masyarakat untuk memodifikasi atau mengembangkan produk-produk tradisional menjadi produk kreatif yang mempunyai nilai tambah dan nilai jual yang tinggi.
• Pelatihan tunas wirausaha muda dalam upaya perintisan bisnis-bisnis baru dan pengembangan usaha yang terintegrasi dalam konteks bio-regional.
Program yang saat ini dikerjakan antara lain:
• Penyusunan buku Manajemen Koperasi Masarang dalam Menopang Industri Aren bekerjasama dengan Yayasan Masarang dan Gibbon Foundation.
• Pengembangan industri aren di Sulawesi Barat bekerjasama dengan BAPPEDA Propinsi Sulawesi Barat.
• Pelatihan tunas wirausaha muda melalui lomba proposal bisnis yang terintegrasi dalam konteks bio-regional di Jabodetabek.
2. Program Konservasi Alam Berbasis Tradisi dan Komunitas Lokal (KATRAS)
FOReST INDONESIA berusaha menghubungkan kepentingan konservasi alam dengan kepentingan komunitas lokal. Untuk itu, kami melakukan terobosan-terobosan yang inovatif dalam pengelolaan kawasan konservasi alam khususnya di kawasan penyangga (buffer zone) dan kawasan penggunaan intensif (intensive use zone) dengan mendorong sisi konservasi produktifnya bukan konservasi preservatifnya. Hal ini dimaksudkan agar terbangun persepsi baru mengenai ”konservasi alam” yang selama ini dianggap sebagai beban karena tidak produktif (cost center).
Program yang sedang berjalan:
1. Membangun model konservasi berbasis pertanian di kabupaten Boyolali, bekerjasama dengan Forum Rembug Mayarakat Merapi Merbabu Kabupaten Boyolali, DIPERTAN BUNHUT Kabupaten Boyalali dan Dinas Kehutanan, Propinsi Jawa Tengah.
2. Program Pendidikan Konservasi Alam di Taman Nasional Gunung Merapi dan Taman Nasional Gunung Merbabu, bekerjasama dengan Jaringan Kerja Pendidikan Konservasi Merapi Merbabu di Selo.
3. Program Pengembangkan Etos Kerja Manusia melalui Perubahan Paradigma (TOSMA).
Keterpurukan ekonomi nasional merupakan bukti kegagalan akibat rendahnya produktivitas kerja yang disebabkan oleh karena minimnya sumber daya manusia yang berkualitas baik di sektor swasta maupun pemerintah.
Keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat rata-rata pertumbuhan ekonominya 6 % ini hanya bersumber dari eksplorasi sumber daya alam, yaitu hutan dan hasil tambang, serta arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Sekarang bukan saatnya lagi Indonesia membangun perekonomian dengan bertumpu pada dana aliran modal luar negeri dan eksploitasi sumber daya alam, melainkan dengan memanfaafkan sumber daya yang dimiliki (resources base) dengan kemampuan sumber daya manusia yang tinggi sebagai ”kekuatan utama” dalam pembangunan nasional.
Untuk itu, FOReST INDONESIA menyusun training dengan kurikulum-kurikulum tematik sesuai dengan kebutuhan peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Salah satu pendekatan yang dipakai adalah dengan Out-Door Training atau sering akrab disebut Out-Bound Training. Out-Bound adalah salah satu upaya kami untuk menyegarkan kembali etos, elan vital, semangat, spirit dan jiwa para pekerja, pengambil kebijakan, direktur, manajer, eksekutif muda, para pelajar dan mahasiswa, untuk tetap menjaga kebersamaan dan mendongkrak motivasinya dalam menegakkan tata pemerintahan yang baik (good governance) dan tata kelola pemerintahan yang berpihak pada kelestarian sumber daya hutan (good forest governance).
Saat ini FOReST INDONESIA mendorong berdirinya Training Center di dua tempat yaitu :
• BOYOLALI, ”SELO CONSERVATION AND ENVIRONMENTAL EDUCATION CENTER” (SERVITIC).
Terletak di hutan pendidikan Tuk Babon di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, di wilayah administratif kecamatan Selo.
• PAGAR ALAM, ”PAGAR ALAM TRAINING CENTER” (PATRAC)
Terletak di hutan bambu milik Pemerintah Kota Pagar Alam Sumatera Selatan.
Kegiatan yang sudah dilakukan
Pendampingan dan Pelatihan :
1. Pendampingan Program Peternakan KPPTG Taskin Tingkat Kabupaten tahun 1999.
2. Fasilitator Community Recovery Programme untuk petani yang terkena dampak krisis ekonomi di lereng gunung Merapi tahun 1999-2003.
3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia.
”Pendidikan Pembangunan Di Kawasan Timur Indonesia” kerjasama dengan IPMA (Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua) ” Papua-Jogjakarta”, 2003.
4. Pendampingan Forum Rembug Masyarakat Merapi-Merbabu Kabupaten Boyolali ”Mendorong Pengelolaan Konservasi di Kabupaten Boyolali Menuju Pengelolaan Taman Nasional Gunung Merapi dan Taman Nasional Gunung Merbabu Berbasis Masyarakat” 2005- sekarang.
5. Lokakarya ”Membangun Strategi Konservasi di Kawasan Lereng Timur Gunung Merapi-Merbabu Wilayah Administratif Kabupaten Boyolali” Selo, 24 – 25 Maret 2007.
6. FOReST GO TO SCHOOL ”Program Pendidikan Konservasi Alam dengan Melakukan Kunjungan Ke Sekolah” 4 Sekolah di Palu Sulawesi Tengah.
7. Out Bound Training Program ”Building Team Synergy Through Change Paradigm” Bekerjasama dengan Pemerintah Kota Pagaralam, Sumatera Selatan. 17-18 NOVEMBER 2007.
8. Pelatihan ”Pelatihan Pendidikan Konservasi Angkatan I, Blok III” CTRC Bogor. Boyolali 27-28 Januari 2008.
9. Penelitian Biodiversity Palu Sulawesi Tengah.
Penerbitan
1. Berkaca Di Cermin Retak; Refleksi Konservasi dan Implikasi Bagi Pengelolaan Taman Nasional di Indonesia, bekerjasama dengan Gibbon Foundation dan NGO-Movement (Pusat Informasi Lingkungan Indonesia).
2. Publikasi ”Buku Dana Alokasi Khusus Reboisasi 2001-2004” Kerjasama dengan Departeman Kehutanan.
3. Publikasi ”Buku Laporan Monitoring Bantuan Luar Negeri 2006” Kerjasama dengan Departeman Kehutanan.
4. Publikasi ”Buku Laporan Monitoring Bantuan Luar Negeri 2007” Kerjasama dengan Departeman Kehutanan.
5. Publikasi ”Buku Profil Bantuan Luar Negeri 2007” Kerjasama dengan Departemen Kehutanan.
6. Buku Kerjasama ”Mencari Jalan” Bekerjasama dengan UNDP.
7. Rahasia Sukses “Tanggung Renteng” Membangun Bisnis Bekerjasama dengan koperasi Puskowanjati Malang, Jawa Timur.
8. Buku “ Pola Penyebaran dan Habitat Anoa (Bubalus spp) Taman Nasional Lore Lindu
Struktur Kelembagaan
YAYASAN FOReST INDONESIA
Direktur Ekskutif : Dwi Kristianto
Sekretaris : Ria Angelika
Direktur Keuangan : Dyah Kusumawardhani
Dewan Penasehat :
1. Wiratno (Policy Analyst)
2. Kiki Murdiatmoko (Ecotourism)
3. Edy Hendras Wahyono (Conservation Education)
4. Muhammad Rum (Public Affairs)
5. Darto Wahab (Contemporary Issues) 6. Nurul Qomar (Social Forestry)
7. Yayan Hadiyan (Modern Silviculture)
8. Ir. Abdul Rosyid M.Si (Ecology Analyst)
Communication Specialist :
1. Muh Rum
2. Susanna Sunarno
Direktur Program :
1. Direktur Program EKROSDA Daru Indriyo
2. Direktur Program KATRAS Agustinus Wijayanto 3. Direktur Program TOSMA Eko Rejoso
Koordinator Site : 1. Sri Basuki (Program Boyolali)
2. Suyoko (Program Jogjakata)
3. Muhammad Amran Amir (Program Palu)
4. Muhammad Ali (Program Pagar Alam)
5. Jery Muyapa (Program Papua)
6. Radios Simanjuntak (Program Jakarta)