Anak Bukan Sekadar Korban Krisis Iklim: Save the Children dan LEGO Dorong Aksi Lewat Bermain


JAKARTA - Save the Children Indonesia bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), dengan dukungan The LEGO Group dan LEGO Foundation, meluncurkan program "Sehari Bermain Bersama Anak" sebagai bagian dari Kick Off Aksi Generasi Iklim 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional.


Inisiatif ini mengusung pendekatan inovatif yang menggabungkan edukasi krisis iklim dengan metode learning through play. Anak-anak tidak hanya diajak memahami isu iklim, tetapi juga terlibat aktif menyusun solusi dan menyuarakan gagasan mereka. Lewat tiga sesi utama berbasis permainan  Immerse, Create, dan Share anak-anak belajar memahami krisis iklim secara menyenangkan dan relevan dengan dunia mereka.


“Anak-anak terpaksa menanggung dampak paling berat dari krisis iklim, padahal mereka bukan penyebabnya. Mereka harus menghadapi panas ekstrem, banjir, kekeringan, hingga gagal panen yang berdampak pada kehidupan dan pendidikan mereka,” ujar Dessy Kurwiany Ukar, CEO Save the Children Indonesia. 


Dessy menekankan, pengendalian dampak krisis iklim tidak bisa dibebankan hanya kepada generasi mendatang. Peran orang dewasa, terutama para pemangku kebijakan, sangat krusial untuk mencegah dampak yang lebih besar. Di sisi lain, anak-anak juga perlu diberikan ruang yang aman untuk memahami, menyuarakan, dan berkontribusi dalam penanganan krisis iklim.


Dukungan pemerintah terhadap inisiatif ini ditegaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc.


“Kami menyambut baik metode bermain sebagai pendekatan dalam merespons dampak krisis iklim. Kemenko PMK akan terus mendukung aksi yang menjadikan anak sebagai subjek utama perubahan,” kata Pratikno.


Aksi Generasi Iklim 2025 merupakan lanjutan dari kampanye nasional yang dimulai sejak tahun lalu dan kini diperluas ke delapan provinsi di Indonesia. Fokus aksi meliputi adaptasi terhadap penurunan kualitas air akibat pencemaran sampah di Jakarta, hingga kegiatan bersih-bersih plastik sekali pakai di wilayah pesisir Palu.


The LEGO Group turut memberikan kontribusi nyata dalam kegiatan ini dengan mendonasikan 800 set LEGO® dan menghadirkan aktivasi learning through play baik secara luring maupun virtual.


“Kami bangga dapat terus berkolaborasi dengan Save the Children dan Kemenko PMK melalui pendekatan LEGO® Learning through Play dan Build the Change. Pendekatan ini mendorong anak berpikir kritis, memecahkan masalah, dan membangun ketangguhan menghadapi isu seperti perubahan iklim,” ujar Ardi Hendharto, Senior Manager Government and Public Affairs, The LEGO Group Indonesia. 


Laporan terbaru Save the Children bertajuk Born into the Climate Crisis 2 (Mei 2025) memperingatkan bahwa generasi anak-anak yang lahir sejak 2020 akan menghadapi intensitas bencana iklim yang jauh lebih tinggi daripada generasi sebelumnya. Namun, jika dunia mampu menahan pemanasan global pada 1,5°C, sebanyak 77 juta anak berpotensi terhindar dari paparan ekstrem tersebut.


Dengan pendekatan yang melibatkan anak-anak secara aktif, inisiatif ini menegaskan bahwa perlindungan dan pemberdayaan anak harus menjadi bagian integral dari kebijakan perubahan iklim bukan hanya sebagai penerima dampak, tetapi juga sebagai agen perubahan.

Previous Post Next Post