LUWU UTARA - Ibu hamil bernama Eva Yuliana warga Dusun Pokappaang, Desa Tanamakaleang, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan meninggal dunia usai menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Masamba.
Proses evakuasi Eva Yuliana berlangsung dramatis, dalam
kondisi hamil ia ditandu dari kampung menuju RSUD Masamba untuk menjalani
persalinan karena akses jalan dan fasilitas kesehatan di daerah tersebut masih
minim.
Warga berjalan kaki membawa Eva Yuliana dan bayi dalam
kandungannya menggunakan tandu melewati jalan tanah yang berlumpur, berkubang
dan penuh rumput ilalang, melewati
hutan-hutan sejak pagi hingga malam hari, puluhan bahkan ratusan warga
bergantian mengangkat tandu sejauh lebih kurang 100 kilometer.
Menanggapi akses jalan warga di Kecamatan Seko yang belum
memadai, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani mengatakan peningkatan jalan ke
Ibu kota Kecamatan Seko tahun ini, melalui Inpres peningkatan konektivitas
jalan, ruas Tallang Sae, tepatnya titik Parahaleyang- Lambiri.
“Dan Lambiri - Eno ibukota Kecamatan Seko telah dialokasikan untuk kegiatan pembangunan
jalannya, hanya saja pihak balai pelaksana jalan menginformasikan bahwa
pelaksanaannya sangat tergantung pada intervensi PUPR Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) pada
beberapa titik di ruas Sabbang – Tallang - Sae dalam 2 bulan ini, untuk
keperluan mobilisasi material yang dibutuhkan.
Dan dari hasil koordinasi kami dengan Kepala Dinas PUPR Provinsi Sulsel bulan
lalu bahwa akan segera ditangani sesuai permintaan balai jalan,” kata Indah
Putri saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Sabtu (25/3/2023).
Indah berharap pembangunan jalan di seko ruas Tallang Sae
- batas Sulawesi Barat (Sulbar) dapat
dilanjutkan atau kembali dikerjakan oleh Pemprov Sulsel.
“Kami sangat berharap Pemprov dapat melanjutkan
pembangunan jalan ruas Tallang Sae - batas Sulbar,” ucap Indah Putri.
Lanjut Indah, Kecamatan Seko merupakan Kecamatan
terpencil di perbatasan Sulsel dengan Sulawesi Barat (Sulbar) dengan luas 2,109
km² berada di gugusan pegunungan Kambuno dengan jumlah penduduk mencapai 14.000
jiwa.
“Akses yang layak hanya udara melalui Bandara Seko,” ujar
Indah.