LUWU – Hujan deras disertai angin kencang melanda Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, sejak Selasa (18/10/2022) malam membuat Sungai Bua meluap dan merendam 6 desa.
Enam desa tersebut masing-masing Desa
Pabbaresseng, Desa Barowa, Desa Raja, Desa Padangkalua, Desa Lengkong dan Desa
Puty.
Banjir terparah di Desa Pabbaresseng dengan
ketinggian mencapai 1 meter yang merendam rumah warga, dan jalan antar desa.
Pantauan di lokasi pada pukul 20.30 Wita malam tadi, di
Desa Pabbaresseng, banjir merendam di 2 dusun yakni dusun Salukareo, Labuang,
Muladimeng dan Kapopang, kondisi banjir yang terjadi yakni jalan penghubung
antar desa menjadi aliran sungai.
Menurut Warga Dusun Salukaroe, Razak (50) mengatakan
banjir akibat luapan Sungai Bua dalam 2 pekan ini sudah 3 kali terjadi dan pada
Senin dan Selasa terjadi secara berturut-turut.
“Warga susah melintas karena jalanan sudah berubah jadi
aliran air dampak dari proyek penguatan tebing menggunakan batu gajah di
sungai, hanya saja proyek yang belum selesai itu tidak dibarengi dengan
antisipasi misalnya material kerikil sungai diangkat untuk dibuat jadi tanggul
smeentara,” kata Razak saat dikonfirmasi di lokasi, Selasa (18/10/2022) malam
tadi.
Hal yang sama diungkapkan Andi Hasmuliadi, berharap agar
pelaksana kegiatan proyek tersebut segera mempercepat pekerjaan.
"Kami minta kejelasan dan segera ada penyelesaian, berhubung
jika hujan, warga disini dihantui rasa takut akan banjir," ucap Andi
Hasmuliadi.
Kepala Desa Pabbaresseng, Bugedang,
mengatakan desanya menjadi langganan banjir setiap Sungai Bua meluap.
“Kemarin malam juga banjir, hari ini kita
terdampak lagi. Akibat banjir ini ada puluhan rumah warga yang terdampak,” ujar
Bugedang.
Pemerintah setempat mengimbau warga agar tetap waspada
dengan bencana terutama banjir yang kerap terjadi mengingat kondisi cuaca saat
ini sangat ekstrem.
“Kami tetap mengimbau
masyarakat untuk tetap selalu waspada dengan curahan hujan yang masih cukup
tinggi,” harap Bugedang.
Hingga Rabu (19/10/2022)
pagi, warga berjibaku membersihkan rumah mereka dari lumpur tebal yang merendam
rumah mereka termasuk rumah ibadah dan jalan penghubung antar desa.