Korban Pembakaran Diskotek Double O Sorong Edith Tri Putra, Baru Dua Minggu Menikah Sebelum Insiden


PALOPO
- Edith Tri Putra asal Kota Palopo, Sulawesi Selatan merupakan salah satu dari 18 korban meninggal dunia dalam peristiwa pembakaran diskotek Double O akibat bentrokan dua kelompok warga di Kota Sorong, Papua Barat, pada Senin (24/1/2022) malam hingga Selasa (25/1/2022) dini hari.

Setelah teridentifikasi oleh Tim DVI Mabes Polri dan Biddokkes Polda Papua Barat, jenazah Edith dipulangkan ke Makassar, melalui Bandara Domine Eduard Osok (Deo) Sorong, pada Sabtu (12/2/2021) siang.

Tiba di Makassar, jenazah Edith sebelumnya disemayamkan di rumah istrinya, untuk selanjutnya dibawa ke kampung halamannya di Kota Palopo, pada Minggu malam (13/2/2022). 

Jenazah Edith tiba di rumah duka di Jalan Kiyai Haji Muhammad Kasim, Kelurahan Salobulo, Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo, pada Senin (14/2/2022) pagi, sekira pukul 06.30 WITA, dengan disambut isak tangis keluarga. 

Diketahui, Edith Tri Putra baru saja menjalani pernikahan dengan seorang kekasihnya asal Kota Makassar bernama Lisa Markus, pada 8 Januari 2022 lalu, namun 2 pekan setelah pernikahannya terjadi insiden pembakaran di tempat kerjanya di diskotek Double O dan ditemukan tewas.

Yohana Birana (60), ibu Edith saat di konfirmasi mengatakan sekitar 16 hari usai melangsungkan pernikahan ia mendapat musibah.

“Dia baru sekitar 16 hari usai menikah, dia itu baru saja berangkat ke Sorong. Istrinya waktu itu ada di Makassar, dia tidak membawanya,” kata Yohana, kepada Inspirasitimur.com, Senin (14/2/2022).

Yohana mengungkapkan, ia sempat berkomunikasi melalui sambungan telepon dengannya sebelum kejadian tersebut, meski tak ada pesan khusus yang disampaikan.

“Saya terakhir bicara pada Minggu (23/02/2022) malam , saya telpon, dia bilang halo... selamat malam mak, saya bilang juga malam nak dimana ini, dia bilang saya ada di Sorong sama bos, jadi kalau dia sudah bicara bilang sama bos saya hanya bilang iya nak, hati-hati, baik-baik, jadi tidak ada pesan-pesan,” ujar Yohana. 

Sebelum mendengar kabar duka dari anaknya, Yohana sempat mendapat firasat buruk namun ia tak mengira jika hal itu akan terjadi.

“Waktu itu saya memang ada firasat buruk, salah satunya itu saat saya hendak ke gereja, saya bunyikan motor tapi tak mau menyala, padahal motor itu motor baru, mesinnya tak mau dinyalakan sampai-sampai saya heran,” ungkap Yohana.

Sementara itu Lurah Salobulo, Nuansa Herman Sada mengatakan interaksi kelurahan dengan keluarga korban sangat baik dan terjalin hubungan erat termasuk korban.

“Interaksi kami terakhir dengan korban pada saat beliau mengurus surat pengantar untuk menikah sekitaran bulan Desember 2021 kemarin. Jadi beliau itu masih pengantin baru, belum sempat urus kartu keluarga baru dengan istrinya namun Tuhan berkata lain,” tutur Nuansa.

Sebelumnya diberitakan, kedatangan jenazah Edith Tri Putra di rumah duka di jalan Kiyai Haji Muhammad Kasim, Kota Palopo, disambut isak tangis keluarga. Ratusan keluarga menjemput jenazah untuk disemayamkan dan akan dikebumikan di Mengkendek, Tana Toraja pada Rabu (16/2/2022).

Edith Tri Putra adalah salah satu korban tewas korban bentrokan Sorong, 2 pekan lalu, jenazahnya telah diidentifikasi tim DVI Polri. 

Dipulangkan dari Sorong Papua Barat pada Sabtu (12/2/2022), tiba di Makassar siang hari dan disemayamkan di rumah istrinya, pada Minggu (13/2/2022) malam diberangkatkan menuju rumah duka di Kota Palopo. 

Edith Tri Putra adalah merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara pasangan Bokko Sakke (63) dan Yohana Birana (60). 

Menurut ibu korban, Yohana Birana, awalnya dia tidak mengetahui jika anaknya menjadi korban bentrokan di Sorong, ia mengetahui kabar duka setelah menantunya atau istri Edith Tri Putra menelpon namun tak sempat diangkat. Yohana mengungkapkan, menantunya sempat meneleponnya pukul 09.00 WITA, namun dia tak membalasnya karena ada di pesta pernikahan. 

Barulah pada siang hari, dia menelepon dan menantunya dan mendapat kabar terakhir kali istrinya kontak dengan Edith pada pukul 24.00, dan tak mendapatkan kabar lagi.

“Saya telepon tidak aktif ponselnya. Kedua kalinya menelepon dia tahu bahwa ternyata ada namanya dalam insiden itu, ia terjebak dalam gedung itu,” kata Yohana. (Ben)

Previous Post Next Post