Terbentuknya BUMDes Harapan Kita, Warga Kadundung Luwu Kini Nikmati Kemajuan


LUWU - Masyarakat Desa Kadundung, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, saat ini mulai merasakan kemajuan sejak terbentuknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Harapan Kita yang berlokasi di Desa Kadundung.

Hal itu diungkapkan ketua BUMDes Harapan Kita, Palimpin, saat dikonfirmasi mengatakan, dengan terbentuknya BUMDes, warga desa Kadundung saat ini telah mengelola tambang emas tanpa menggunakan cairan berbahaya jenis merkuri.

"Meski BUMdes di Desa Kadundung baru berjalan tiga bulan, saat ini warga desa sudah bisa merasakan kesejahteraan dengan mengelola tambang emas ini di bantaran sungai Kadundung," ungkapnya.

Dikatakan Palimpin, dengan adanya bantuan alat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2019 lalu, BUMDes yang dikelolanya saat ini telah mempekerjakan sebanyak 20 warga di desa itu dalam mengelola tambang emas.

"Kita sudah menerima alatnya sejak 2019 lalu, namun baru tiga bulan ini berjalan normal. Kita upayakan ini terus berjalan, karena jika tidak, alat tersebut diminta untuk dikembalikan ke kementerian. Padahal, alat ini langka, cuman satu-satunya di Sulsel," kata Palimpin, Senin (13/9/2021).

Menurut dia, proses berjalannya aktifitas pertambangan itu setelah melalui proses kontrol yang panjang dari pihak terkait, dan menjadi angin segar bagi warga kadundung, sejak hampir dua tahun terakhir ini ekonomi dilanda pandemi.

Palimpin menjelaskan, para pekerja di tambang rakyat ini, selain mendapatkan gaji bulanan, juga diberikan harga material yang murah. Material pembuangan tambang, diberikan kepada para pekerja, sehingga memudahkan bagi yang ingin membangun rumah.

"Semenjak ada tambang ini, tentu masyarakat sangat terbantu, material saja itu kita kasih hanya Rp100.000. Jadi kalau mau bangun rumah murah sekali biayanya. Ini kan BUMDes, usaha rakyat, semoga kedepannya berjalan lancar," jelasnya.

Senada hal itu, Syarif, salah satu pekerja pada tambang emas BumDes Harapan Kita, menuturkan kegembiraannya. Pasalnya, sejak tiga bulan terakhir, ia dan rekannya mulai mendapatkan upah bulanan hingga mencapai jutaan rupiah.

"Kita kerja mulai pada pukul 08.00, dan berakhir pada pukul 17.00, dan pekerja dibagi beberapa shift. Mereka ditempatkan di beberapa lokasi sesuai keterampilan mereka masing masing. Dalam sehari, tambang rakyat ini mampu mengolah hingga satu ton material," ujar dia. (Marwan)

Previous Post Next Post