Kisah Pilu, Nenek Tinggal di Rumah Beratap Terpal

Inspirasitimur.com - Kisah pilu Ibu Sahmin (71 ) yang tinggal di rumah tidak layak huni dan kini masih Nampak di Kota Palopo, tepatnya di Kelurahan Salubulo, Kecamatan Wara Utara. 

Sebelumnya, juga terdapat di Kelurahan Takkalala, Kecamatan Wara Timur, seorang kakek bernama Mareng bersama sang istri beserta dua orang cucunya tingga di rumah yang sebagian berdinding terpal dan berlantai tanah, hingga kesulitan mendapat sumber air bersih dan listrik. Namun kini rumah tersebut telah direnovasi oleh dermawan hingga menjadi rumah layak huni. 

Hal serupa dirasakan oleh ibu sahamin yang kesehariannya menjadi tukang urut dimana sebelunya dirinya menjadi penjual jagung keliling. Dirinya tinggal bersama sang anak yang tengah duduk di bangku SMP kelas IX. 

Saat ditemui di kediamannya, dirinya menceritakan kondisi yang tengah dialaminya dalam kehidupanya. Ibu sahmin sangat kekurangan dalam kebutuhan sehari-hari. 

“Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya biasanya pergi mijat orang. Itu pun dalam sekali seminggu dengan upah 100 ribu dan kadang bahan pokok yang diberikan. Hasil ini untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya, Jumat (19/03). 

Sahmin menceritakan bahwa dirinya telah 5 tahun berada di rumah yang beratapkan terpal dan sebagian beratap rumbiah serta dinding yang telah berbocoran. Dimana ketika hujan rumahnya kemasukan air hujan. 

“Rumah saya ini sebagian beratapkan terpal dan juga bocor-bocor serta dinding yang sebagian bocor. Jadi kalau hujan air masuk kerumah, barang jadi basah dan kalau malam juga sangat dingin. Ini dipasangi terpal karena terkena angin putting beliung,” ucapnya sambil bersedih. 

Lebih lanjut dirinya mengungkapkan bahwa terkait rumah yang dia huni, tanah tersebut merupakan tanak milik orang lain dan dirinya juga mengaku tidak memiliki biaya untuk perbaikan rumah. 

“Tanah ini nak miliki orang lain, sementara untuk perbaikan rumah saya tidak punya biaya, kebutuhan sehari-hari saja tidak cukup, ditambah lagi kebutuhan anak yang membeli kouta internet untuk digunakan belajar daring,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, dirinya tidak mampu memperbaiki rumah yang dia huni bersama anaknya dikarenakan faktor ekonomi, untuk kebutuhan saja sehari-hari dirinya sangat kesulitan.

“Jadi kita berharap saja nak semoga ada yang membantu, kalau ada yang membantu saya sangat bersyukur, karna untuk kebutuhan saya dan anak saya mau dibilang cukup tidak juga nak. Tadi juga ada yang bawah bantuan beras serta telur,” harapnya

Previous Post Next Post