Kocak, Nakes di Palopo Takut Jarum Suntik saat Divaksin

PALOPO  - Seorang tenaga kesehatan (Nakes) di Puskesmas Wara, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, teriak histeris dan kocak saat disuntikkan vaksin covid-19 buatan Sinovac.

Nakes tersebut adalah Evi Samsuddin, aksinya membuat kaget penuh kocak saat disuntik vaksin.



Sontak seluruh petugas dan tenaga kesehatan lainnya kaget dengan teriakan Evi, meski berteriak menjerit, Evi dan tenaga kesehatan lainnya juga penuh kocak tawa saat melihat aksinya yang histeris disuntik vaksin, Ia juga harus dipegang oleh tenaga medis.

Usai divaksin, Evi mengaku antusias untuk menjalani vaksinasi agar terhindar dari virus corona  atau covid-19,  namun disisi lain dirinya juga phobia dengan jarum suntik.

Menurut Evi, soal vaksin ia tidak takut justeru ia harus mengajak warga untuk divaksin hanya saja ia takut dengan jarum suntik.

“Saya hanya takut disuntik, kalau masalah vaksin tidak, saya masih phobia dengan jarum suntik,” kata Evi saat dikonfirmasi di Puskesmas Wara, Selasa (02/02/2021).

Evi mengaku setelah disuntik tidak merasa sesuatu yang lain, sambil menunggu masa observasi selama 30 menit.

“Ternyata tidak ada apa-apa sama seperti saat divaksin TT, alhamdulillah mudah-mudahan sehat,” ucap Evi.

Pelaksanaan vaksin di Puskesmas Wara dijadualkan berlangsung dua kali yakni pada hari ini (Senin) dan hari Kamis mendatang.

Sebanyak 118  tenaga kesehatan (Nakes) di Puskesmas Wara harus menjalani vaksin covid-19 buatan Sinovac.

“Ada 61 orang ASN tenaga Kesehatan dan 57 orang non ASN, hari ini sekitar 71 tenaga kesehatan rencananya divaksin, dan pada dasarnya mereka bersedia untuk menjalani vaksin,” ujar Tenrigau Nursim, Kepala Puskesmas Wara.

Tenrigau mengatakan dari beberapa tenaga kesehatan yang menjalani screening hari ini beberapa diantaranya tidak dapat divaksin karena tidak sesuai kriteria untuk divaksin.

“Tadi pada saat discreening ada beberapa tenaga kesehatan kami yang tidak bisa divaksin karena ada yang sementara menyusui, ada yang tekanan darahnya tinggi dan ada yang mempunyai riwayat penyakit yang tidak bisa untuk diberikan vaksin,” tutur Tenrigau.

Previous Post Next Post