PALOPO - Setiap muslim yang beriman pastinya memiliki niat, impian dan cita-cita hingga harapan untuk menunaikan Ibadah Haji, untuk menyempurnakan rukun islam dan mengharap ridho dari sang ilahi di masjidil haram.
Meski dalam rukun islam dituliskan "Melaksanakan Haji Bagi Mereka Yang Mampu" namun sebagian ummat muslim berusaha semaksimal mungkin, untuk bisa menunaikanya, walaupun dalam kehidupan yang kurang berkecukupan.
Seperti kakek yang telah berumur 94 tahun ini, hidup sebagai petani cangkeh tak menyulutkan niatnya untuk menunaikan ibadah haji, walapun harus manabung selama bertahun-tahun.
Pemilik nama Daud Kalo Kundu(94) yang tinggal di Kelurahan Latuppa, Kecamatan Mungkajang, Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Tahun ini menjadi Jemaah Calon haji (JCH) tertua asal Kota Palopo yang akan berangkat haji pekan depan.
Untuk bisa berangkat ke Tanah Suci Mekkah, dirinya harus menabung selama bertahun-tahun. Di usianya yang sudah tua renta, Daud sudah mempersiapkan diri dengan berniat suci untuk menjalankan ibadah haji dengan cara menabung hasil kebun Cengkeh.
Niatnya dari Tahun 2012 lalu, dia mendaftarkan diri untuk berangkat haji dari hasil Cengkeh yang ia tabung dengan jumlah mencapai Rp 25 juta, dan alhasil dalam 7 tahun usai mendaftar namanya tercatat sebagai JCH yang akan berangkat tahun ini.
“Dari hasil cengkeh itu kami berniat naik haji, karena memang pada waktu itu harga cengkeh cukup mahal hasilnya bisa naik haji untuk berdua, namun saya berpikir biarlah istri saya dulu naik haji, karena kalau kami berdua pulang haji tapi rumah belum terbangun nanti orang bilang apa, biarlah setelah rumah terbangus giliran sayanaik haji,” kata Daud Kalo Kundu, saat ditemui di rumahnya, Jumat (12/07/2019).
Saat strinya sudah kembali dari Tanah Suci Mekkah, 2 tahun kemudian sang istri meninggal dunia.Meski sempat shok atas kepergian sang istri Daud kemudian diajak keponakannya untuk mendaftar haji, sehingga kembali bersemangat untuk melanjutkan niatnya melaksanakan ibadah haji.
Daud mengaku sangat senang dan bahagia bisa menunaikan ibadah haji ke tanah suci mekkah dengan kondisi yang masih sehat dan kuat dan umur yang sudah mencapai 94 tahun
“Alhamdulillah saya senang nama saya sudah keluar untuk naik haji tahun ini, itu berkat hasil penjualan cengkeh setiap tahun,” ucapnya.
Daud menjelaskan bahwa hasil panen Cengkeh pada musimnya setiap tahun memang diniatkan untuk ditabung dan disetor untuk biaya pelunasan haji.
“Jadi kalau sudah panen, hasil penjualannya dibagi dua dulu dengan yang kerja misalnya hasilnya Rp 2 juta maka yang Rp 1 juta diberikan kepada pekerja, yang Rp 1 juta tadi separuh ditabung separunya untuk keprluan seperti makan sehari-hari. Kadang juga yang sepertiganya ditabung yang sisanya untuk makan,” ujarnya.
Setiap harinya Daud mempersiapkan perlengkapan untuk berangkat ke Tanah Suci Mekkah dan melantunkan ayat-ayat suci Alquran.
Sejak kepergian sang istri, Daud kini hidup sendiri, untuk makan sehari-harinya ia harus memasak sendiri. namun terkadang diantarkan oleh keponakan atau anak tirinya yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya. Saat malam hari Daud ditemani oleh 2 cucunya yang masih kecil.
Sementara untuk keperluan administrasi dan perlengkapan pemberangkatannya sebagai JCH, ia dibantu oleh keponakannya seperti perlekapan pakaian, bat-obatan serta sejumlah keperluan lainnya.
Menurut Keponakan Daud, Bachri mengatakan bahwa sebelum dia ditemani menjalankan ibadah Umrah, dia kurang semangat bahkan kadang lupa dengan adanya pendaftaran untuk naik haji.
“Setelah saya temani berangkat bersama menjalani ibadah Umrah, setelah kembali dia semangat untuk naik haji, begitu ada uangnya dia langsung pergi menyetor biaya haji, begitupun kalau dapat uang lagi dia tabung untuk bekalnya dalam perjalanan haji,” jelasnya.
Setelah mendaftar haji tahun 2012, Daud harusnya berangkat ke Tanah Suci Mekkah tahun 2021 mendatang, namun karena adanya penambahan kuota jamaah haji di Kota Palopo sehingga bisa diberangkatkan tahun ini.(*)