Ribuan Warga Masih Mengungsi, Save the Children Distribusikan Air Bersih untuk Anak Korban Erupsi Gunung Lewotobi


FLORES - Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur kembali mengalami erupsi besar pada Senin, 7 Juli 2025, sekitar pukul 11.05 WITA. Letusan tersebut menyebabkan ribuan warga mengungsi, dan dampaknya masih dirasakan hingga kini.


Berdasarkan laporan terbaru, sebanyak 7.724 warga dari wilayah sekitar gunung masih berada di lokasi pengungsian akibat erupsi yang terjadi secara berkelanjutan. Abu vulkanik yang terbawa angin juga berdampak ke wilayah lain, termasuk beberapa desa di Kabupaten Sikka. Material abu mencemari sumber air dan merusak fasilitas sanitasi, mengakibatkan kesulitan akses terhadap air bersih.


Temuan tim CIS Timor dan Save the Children Indonesia di lapangan mengungkapkan bahwa setidaknya dua desa di Kabupaten Sikka mengalami krisis air bersih. Untuk merespons situasi tersebut, Save the Children Indonesia bekerja sama dengan CIS Timor mendistribusikan air bersih dan perlengkapan kebersihan guna memenuhi kebutuhan dasar anak-anak dan keluarganya.


“Air bersih dan layanan kesehatan adalah hak dasar setiap anak dan keluarga. Jika kebutuhan ini tidak segera dipenuhi, risiko penyakit akan meningkat, terutama pada anak-anak yang sistem kekebalannya masih rentan,” ujar Fadli Usman, Plt. Chief Program, Kemitraan Strategis, dan Operasional Save the Children Indonesia.


Menurut Ignatius Laumakiling dari CIS Timor, kondisi warga di dua desa sangat memprihatinkan. “Kami melihat langsung bagaimana warga kesulitan mendapatkan air bersih. Semua sumber air, termasuk sumur dan mata air, telah tercemar oleh material vulkanik,” jelasnya.


Selain penyediaan air bersih dan sanitasi, Save the Children Indonesia dan CIS Timor juga memberikan layanan dukungan psikososial kepada anak-anak terdampak agar mereka merasa aman dan mampu mengatasi trauma akibat bencana. Tak hanya itu, pendidikan darurat juga disiapkan agar proses belajar mengajar tetap dapat berlangsung.


Di Flores Timur, sekitar 505 siswa dilaporkan harus berhenti sekolah sementara karena bangunan sekolah terdampak abu vulkanik. Namun, sejak November 2024, Save the Children bersama mitra telah membangun delapan ruang belajar sementara di wilayah tersebut sebagai bagian dari upaya tanggap dan pemulihan bencana. Sekolah darurat ini hingga kini masih berfungsi dan tidak terdampak letusan terbaru.


Langkah-langkah ini menjadi bagian dari komitmen Save the Children Indonesia dalam memastikan hak anak untuk hidup sehat, aman, dan mendapatkan pendidikan tetap terpenuhi, bahkan di tengah situasi darurat sekalipun.

Previous Post Next Post