LUWU – Pemerintah Kecamatan Bua Ponrang terus memperkuat komitmennya dalam menurunkan angka stunting melalui kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025 yang dilaksanakan pada Selasa, 16 Juli 2025.
Kegiatan ini melibatkan lintas sektor, mulai dari perwakilan pemerintah daerah, aparat kepolisian, lembaga keagamaan, hingga tenaga kesehatan dan kader posyandu. Monev ini menjadi forum strategis untuk mengukur efektivitas program, serta menyusun langkah korektif dan kolaboratif dalam percepatan penanganan stunting di tingkat kecamatan.
Camat Bua Ponrang, Gunawar Paesmo, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kerja sama semua pihak untuk mencapai target bebas stunting. Ia menekankan bahwa partisipasi aktif masyarakat dari tingkat kecamatan hingga desa sangat menentukan keberhasilan program ini.
“Kita tidak bisa berjalan sendiri. Penanganan stunting harus menjadi gerakan bersama yang dimulai dari kesadaran kolektif,” ujarnya.
Sejumlah tokoh dan pemangku kepentingan turut hadir dalam kegiatan tersebut, di antaranya Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Luwu, Sahrun; Kapolsek Bua Ponrang, IPDA Hasbiwani Kasim; dan Kepala KUA Bua Ponrang, Arifin. Kegiatan ini juga diikuti oleh para kepala desa, bidan desa, penyuluh KB, kader posyandu, dan tenaga kesehatan dari puskesmas setempat.
Evaluasi Data, Intervensi Terintegrasi
Fokus utama evaluasi tertuju pada capaian program, hambatan lapangan, dan efektivitas intervensi yang telah dijalankan. Program difokuskan pada pemberian gizi spesifik, pemantauan pertumbuhan anak, dan analisis data berbasis antropometri di tiap desa dan kelurahan.
Sahrun menekankan pentingnya pendekatan konvergensi layanan, yang tidak hanya mencakup bantuan makanan tambahan, tetapi juga perbaikan akses air bersih, sanitasi layak, pola pengasuhan anak, serta edukasi gizi keluarga.
“Stunting bukan semata soal makanan, tapi juga tentang pola hidup sehat, kesadaran orang tua, dan sinergi lintas sektor. Evaluasi seperti ini penting agar kebijakan yang diambil tepat sasaran,” ungkapnya.
Peran kader posyandu kembali disorot sebagai garda terdepan pemantauan tumbuh kembang anak. Mereka berperan dalam penimbangan rutin balita, pendampingan ibu hamil dan menyusui, serta penyuluhan langsung kepada keluarga.
Sementara itu, Kepala KUA Bua Ponrang, Arifin, menambahkan bahwa tokoh agama memiliki peran penting dalam menyampaikan nilai-nilai tentang perencanaan keluarga, kesehatan ibu dan anak, serta kesadaran gizi dalam perspektif keislaman dan kearifan lokal.
Kapolsek Bua Ponrang, IPDA Hasbiwani Kasim, menyatakan dukungan pihak kepolisian dalam menjaga kondusivitas pelaksanaan program kesehatan masyarakat, serta memastikan sinergi antarinstansi berjalan lancar.
Penanganan Lanjutan dan Harapan ke Depan
Balita yang teridentifikasi mengalami stunting akan mendapatkan penanganan lanjutan berupa pemberian suplemen, pendampingan intensif dari tenaga medis, serta penyuluhan kepada orang tua. Data stunting akan terus diperbarui untuk memastikan ketepatan intervensi.
Menutup kegiatan, Camat Bua Ponrang menyampaikan harapannya agar kolaborasi berbagai pihak dapat menjadikan wilayahnya sebagai contoh sukses percepatan penurunan stunting di Kabupaten Luwu.
“Monev ini bukan hanya forum evaluasi, tetapi juga panggilan untuk bergerak bersama menuju generasi sehat, cerdas, dan bebas stunting,” tandasnya.