LUWU TIMUR - Setelah gempa magnitudo 5,0 yang terjadi pada Jumat (7/3/2025) pukul 16.34.04 WITA, Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,49° LS ; 121,01° BT, atau tepatnya berlokasi di darat 20 km barat laut Luwu Timur, Sulawesi Selatan pada kedalaman 10 km. Luwu Timur, kembali diguncang 4 kali gempa bumi susulan.
Berdasarkan laman BMKG.go.id, gempa susulan pertama
terjadi pada pukul 21:05:28 WITA dengan magnitudo 3,6 berpusat di Pusat gempa
berada di darat 41 km Barat Laut Luwu Timur dengan kedalaman 5 kilometer. Gempa
dirasakan di Mangkutana.
Selang satu jam kemudian yakni pukul 22:17:47 WITA, gempa
kembali mengguncang, pusat gempa berada di darat 24 km Barat Laut Luwu Timur
dengan magnitudo 4,4, kedalaman 2 Km. Gempa dirasakan di Malili dan Mangkutana.
Beberapa menit kemudian yakni pukul 22:31:12 WITA, gempa
kembali mengguncang dengan magnitudo 3,4, dengan kedalaman 4 Km Pusat gempa
berada di darat 46 km Barat Laut Luwu Timur dirasakan di Mangkutana dan Malili.
Tak lama setelah gempa susulan ketiga, sekitar 22 menit
kemudian terjadi lagi gempa susulan yakni pada pukul 22:53:40 WITA dengan
magnitudo 3,6, kedalaman 3 Km, pusat gempa berada di darat 24 km barat laut
Luwu Timur dirasakan di Mangkutana.
Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar, Irwan Slamet mengatakan Jenis dan Mekanisme Gempabumi dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar Matano.
“Dampak Gempabumi berdasarkan laporan masyarakat,
gempabumi dirasakan di Mangkutana dengan skala intensitas II MMI (Getaran
dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang),”
kata Irwan.
“Gempabumi susulan ini merupakan bagian dari rangkaian
aktivitas gempa di Luwu Timur yang terjadi pada tanggal 7 Maret 2025 pada pukul
16:34:04 WITA dengan Magnitudo 5.2, dimana gempa Magnitudo 3.6 yang terjadi
saat ini merupakan kejadiaan gempa yang ke 39,” tambah Irwan.
Irwan mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak
terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak
diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup
tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan
akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali
ke dalam rumah,” harapnya.
Sementara warga di Mangkutana, Hasmin mengatakan sejak
terjadi gempa pertama hingga gempa susulan, dirinya merasakan seperti ada
gemuruh.
“Malam ini kami di luar rumah saja, kami was-was masih
terjadi gempa susulan, apalagi terdengar seperti ada suara-suara gemuruh,” ucap
Hasmin.