Marak Tambang Ilegal, Pemuda Luwu Geram Anggap APH Tidak produktif

LUWU - Akhir-ini aktivitas pertambangan ilegal di Kecamatan Kamanre, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan marak dan menuai komentar dari Pemuda Luwu.


Rifky, salah seorang pemuda Luwu menyebut jika aparat penegak hukum (APH) tidak proaktif dalam menyelesaikan persoalan tersebut. 


"Dalam hal ini saya secara pribadi atas nama pemuda Luwu menganggap bahwa APH tidak betul-betul Proaktif dalam menjalankan tugasnya," kata  Rifky,  dalam rilisnya yang disampaikan, Selasa (31/10/2023).


Selain menyoroti kinerja APH, Rifky juga menyayangkan sikap pemerintah yang tidak serius dalam mengamati masalah yang hadir di tengah masyarakat hari ini. 

"Dimana Warga sekitar terus melakukan upaya untuk menutup tambang ilegal yang beroperasi di wilayah mereka," tambah Rifky. 


Rifky melanjutkan jika pembiaran  aktivitas tambang ilegal yang beroperasi di wilayah tersebut, terlebih lagi tambang yang beroperasi itu tidak memiliki izin, akan sangat berbahaya dan akan berdampak kepada kesehatan masyakarat yang mengkonsumsi air yang tercemar, 


"Bahkan di sepanjang sungai Paremang ini ada beberapa titik yang sudah mulai longsor akibat adanya pengoperasian tambang ilegal tersebut," ucap Rifky


Terakhir, Rifky berjanji akan menggelar aksi unjuk rasa bersama teman-temannya jika tambang ilegal di Kecamatan Kamanre masih terus dibiarkan beroprasi. 


"Saya selaku Pumuda Luwu mencoba menyambung dari pada apa yang saya sudah sampaikan kepada Camat Kamanre secara langsung dulu dan apabila ini masih belum didengarkan oleh pihak yang berwajib dan pemerintah Kabupaten Luwu, maka saya akan melakukan aksi demontrasi," ujar Rifky.


Menurut Rifky, tambang ilegal semakin menjamur di sepanjang bantaran sungai Paremang  sehingga ada beberapa titik yang sudah mulai rusak/longsor bahkan jembatan besi sungai paremang juga mulai terancam akan runtuh.


"Kita ketahui bahwa jembatan tersebut merupakan jalan trans Sulawesi Selatan dan apa bila jembatan itu rusak/runtuh maka jalan trans akan lumpuh total,karena jembatan tersebut merupakan jalur Satu-satunya yang ada hari ini," ucap Rifky. 


"Berdasarkan hasil advokasi saya di TKP  terdapat beberapa tambang yang merusak aliran Sungai Paremang  lokasi tambang berbeda di Desa Paccerakan hingga di Kelurahan Cilallang. Teknik dan cara penambangan juga berbeda, ada yang menggunakan cara manual, ada yang menggunakan mesin alkon dan ada pula yang melakukan penambangan dengan skala besar menggunakan beberapa alat Ekskavator," tutur Rfky.

Previous Post Next Post