LUWU - Smelter nikel milik Kalla Group yang tengah dalam pengerjaan oleh PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) yang berlokasi di Desa Karang-karangan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Jumat (15/9/2023) sore dikunjungi Jusuf Kalla.
Jusuf
Kalla saat mengunjungi pembangunan Smelter nikel dan pelabuhan Jetty (dermaga)
mengatakan bahwa Smelter yang dibangunnya dibawah pengerjaan PT BMS dilengkapi
dengan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dibangun sesuai kaidah lingkungan
yang minim polusi dan dikerjakan oleh sumberdaya manusia pribumi sebagai kebanggan indonesia dengan konsep
green energi.
“Disinilah
yang paling lengkap di seluruh Indonesia, pembangkitnya PLTA green energi,
prosesnya juga green energi, jadi ini cocok untuk kemajuan Indonesia dan
bersih,” kata Jusuf Kalla saat dikonfirmasi, Jumat (15/09/2023)
sore.
Menurut
Jusuf Kalla smelter yang dibangunnya berbeda dengan smelter lainnya di Indonesia
salah satunya yakni tidak menggunakan cerobong asap baik di listriknya maupun
di pabriknya.
“Negara
lain kalau pembangkitnya menggunakan batu bara tidak mau mereka mengambil ke
kita, jadi disini satu-satunya di Indonesia proses awal hingga akhir menggunakan
proses hijau, cari dimana-mana di Indonesia pasti tidak ada, itulah kelebihan
disini,” ucap Jusuf Kalla.
Jusuf
Kalla mengatakan, prinsip pokok membangun Smelter di Luwu adalah bagaimana
membangun daerah dari menjual bahan baku ke industrinya.
“Kita
menghindari bahwa kekayaan alam Indonesia itu semua lari keluar, harus dikelola
disini dan milik kita semua, pengusaha daerah dan juga insinyur-insinyur semua
anak-anak daerah semua, Ini membuktikan bahwa Indonesia mampu membuat suatu
industri,” ujar Jusuf Kalla.
Smelter
nikel ini pengerjaannya mencapai 70
persen yang akan beroperasi bulan
November mendatang.
“Kapasitas
produksi 33 ribu ton nikel per tahun, diperkirakan pembangunan pabrik ini akan
selesai pada Juli 2024 dengan kapasitas produksi sebesar 31.400 ton nikel per
tahun dengan menelan investasi Rp 3,2 triliun,” tutur Jusuf Kalla.