Hujan Deras di Luwu, Picu Banjir dan Membuat Jalan 100 Meter Rusak Tergerus

 


LUWU – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, membuat rumah warga dihantam banjir dan jalan  rusak parah.

 

Kepala Desa Pare Kaju, Sirajuddin mengatakan, kejadiannya pada Jumat (27/1/2023)  malam sekitar pukul 21.30 Wita, di Dusun Sallu Tangngah telah terjadi bencana banjir.

 

“Jalan poros Desa Parekaju rusak /putus akibat air suangai dari  hulu yang mengalir deras dan mengikis pingiran jalan hingga mengakibatkan jalan tergerus air sepajang 100 meter,” kata Sirajuddin saat dikonfirmasi, Minggu (29/1/2023).

 

Menurut Sirajuddin, jalan yang rusak sepanjang 100 meter tersebut adalah jalan penghubung antar desa yang baru saja diperbaiki atau ditimbun.

 

“Jalan yang putus merupakan jalan baru yang telah di timbun yang pernah putus pada tanggal 18 Oktober 2022 lalu, saat ini kendaraan roda dua apalagi roda empat tidak dapat melintas,” ucap Sirajuddin.

 

Menurut Sirajuddin, untuk mencapai akses dengan menggunakan kendaraan roda empat dari Desa Parekaju ke Desa Tampa atau sebaliknya warga harus memutar.

 

“Jalan alternatif ada tapi untuk pejalan kaki atau roda dua yakni jalan tani hanya saja perlu dibenahi lagi untuk dijadikan jalan alternatif,” ujar Sirajuddin.

 

Lanjut Sirajuddin, selain jalan yang rusak banjir juga membuat rumah warga terendam.

 

“Rumah warga yang berjarak 100 meter dari bibir sungai ikut terendam, beruntung tidak ada kerusakan dan korban luka maupun korban jiwa dari kejadian ini,” tutur  Sirajuddin.

 

Sementara warga yang terendam rumahnya, Sri Hartati (40) mengatakan banjir tiba tiba naik dan langsung merendam rumah dengan ketinggian 50 sentimeter.

 

“Beruntung barang-barang langsung diselamatkan, kecuali yang di luar rumah hanyut terbawa air, kalau yang dalam rumah paling kursi yang basah,” jelas Hartati.

 

Kepala Desa Parekaju dan warga berharap pemerintah Kabupaten Luwu segera menangani sungai Salu Tengngah untuk ditanggul dan dinormalisasi.

 

“Di sungai ada pendangkalan dan ada juga penumpukan sampah berupa kayu, barangkali pemerintah bisa membantu kami untuk menanganinya,” harap Hartati.

 

 

 

Previous Post Next Post