Luwu Utara Terbaik Ketiga Penanganan Stunting di Sulawesi Selatan, Wabup : Berkat Kerjasama Para Pihak

LUWU UTARA - Kabupaten Luwu Utara mendapatkan penghargaan terbaik ketiga dalam hal penanganan stunting di Provinsi Sulawesi Selatan. Penghargaan diterima Wakil Bupati Luwu Utara, Suaib Mansur, pada Kamis (7/7/2022), di Hotel Gammara Makassar. 

Penyerahan penghargaan dilakukan di sela-sela pelaksanaan Workshop Penguatan Perencanaan dan Penganggaran tentang Stunting melalui Delapan Aksi Konvergensi yang dilaksanakan oleh Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.

Wakil Bupati Luwu Utara, Suaib Mansur  mengatakan pemberian apresiasi berupa penghargaan kepada kabupaten/kota dan provinsi yang dianggap berprestasi dalam penanganan stunting atau dengan kata lain, penanganan stuntingnya dinilai menonjol oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

“Alhamdulillah, Luwu Utara berhasil masuk ke dalam tiga terbaik di Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya sebagai terbaik ketiga dalam hal penanganan stunting di Sulawesi Selatan,” kata Suaib, saat dikonfirmasi, Jumat (08/7/2022).

Menurut Suaib, penanganan stunting di Luwu Utara tak lepas dari peran para pihak sehingga suksek dalam penanganan stunting berkat sinergi, kerjasama dan kontribusinya.

“Ini merupakan hasil kerjasam semua pihak dalam upaya menurunkan kasus stunting di Luwu Utara, karena penanganan stunting ini tak hanya dilakukan oleh satu atau dua unit kerja saja, tetapi ini adalah kerja bersama sesuai intervensi, baik itu intervensi spesifik maupun intervensi sensitif,” ucap Suaib.

Lanjut Suaib, di Luwu Utara terdapat 6 kepala desa yang telah menerima penghargaan dari Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, yang dinilai berperan aktif dalam percepatan penurunan stunting. Masing-masing Kepala Desa Limbong di peringkat pertama disusul Kepala Desa Pengkendekan, Kepala Desa Tokke, Kepala Desa Masamba, Kepala Desa Arusu, dan Kepala Desa Waelawi.

“Indikatornya adalah persentase terbanyak penurunan stunting dan penginputan sasaran melalui Aplikasi ePPGM di atas 80%, penghargaan yang diberikan diharap menjadi evaluasi sekaligus memotivasi yang lain,” ujar Suaib.

Data Dinas Kesehatan Luwu Utara menyebutkan tahun 2021, terdapat 30 desa menjadi lokus dan di 2022 akan diintervensi 50 desa lokus stunting dengan harapan intervensi yang dilaksanakan bisa terfokus.

“Namun 166 desa dan 7 kelurahan secara keseluruhan pun tetap menjadi sasaran dalam intervensi dan pencegahan stunting. Untuk itu kita berharap kolaborasi semua pihak baik itu organisasi pemerintah, swasta, lembaga, termasuk masyarakat terlibat langsung dalam pencegahan stunting, data capaian percepatan penurunan stunting di beberapa lokus sudah sangat baik, tercatat penderita stunting 54 orang di tahun 2020 dari sasaran 100 orang menjadi 4 orang di tahun 2021,” tutur Marhani Katma, Kepala Dinas Kesehatan Luwu Utara.

Previous Post Next Post