Setahun Pasca Banjir Bandang Luwu Utara, Begini Cerita Awal saat Danki Brimob Baebunta Evakuasi Korban

MAKASSAR – Banjir bandang yang meluluhlantakkan Masamba, Radda dan Sabbang Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada tahun 2020 yang kejadiannya dimulai sejak beberapa bulan sebelum kejadian besar dan disusul kejadian yang besar berentetan pada 13 Juli dan 14 Juli 2020.

Setahun kejadian tersebut masih mengingatkan kita pada awal kejadian, dari arah Selatan Luwu Utara, tepatnya di area Radda, Kecamatan Baebunta, Brimob Kompi C berjibaku mengevakuasi warga korban banjir.

Kejadian yang terjadi saat itu, Komandan Kompi Brimob Baebunta sedang menuju ke Masamba namun terjebak banjir, berikut penuturan AKP Laode Rusli, saat itu, ia masih menjabat sebagai Komandan Kompi Brimob Baebunta.

Ia menceritakan, pada malam kejadian anggotanya melaporkan bahwa debit air Sungai Masamba semakin naik. Walau demikian, ia memerintahkan kepada anggotanya untuk solat Isya dan makan malam sebelum berangkat.” Tidak seperti biasanya, jika ada kejadian yang memerlukan pertolongan personel, anggota saya perintahkan langsung ke lokasi. Saya sama sekali tidak punya firasat akan terjadi bencana yang besar,” kata Laode Rusli yang kini menjabat sebagai Kasubden 4 Gegana Satuan Brimob Polda Sulsel.

Setelah salat dan makan malam, mereka kemudian berangkat menuju ke Masamba. Namun, perjalanan tidak dapat dilanjutkan. Jembatan penghubung antara Desa Radda dan Masamba, sudah terputus.

Situasi sangat mencekam. Air bercampur lumpur sudah menyapu rumah warga. Kondisi juga gelap gulita lantaran aliran listrik terputus. 

”Situasi saat itu benar-benar mencekam. Teriakan minta tolong dari warga mulai terdengar, isak tangis ketakutan terdengar sangat memilukan. Bencana banjir bandang telah menyapu sebagian Radda,” kata Laode Rusli.

Laode Rusli kemudian berinisiatif. Ia memerintahkan kepada seluruh personel untuk segera mengevakuasi warga yang memerlukan pertolongan. 

”Saya salut kepada seluruh personel. Walaupun keluarganya juga turut menjadi korban, mereka lebih memilih menjalankan tugas untuk menyelamatkan warga,” ucap Laode Rusli.

” Dalam benak kami hanya satu. Bagaimana cara menyelamatkan nyawa warga yang menjadi korban banjir bandang. Menenangkan mereka, memberikan perlindungan alakadarnya, dan menyelamatkan mereka dari derasnya arus banjir bandang,” ujar Laode Rusli.

Seluruh personel Brimob Kompi 3 Baebunta, berusaha menerobos banjir dan gelapnya malam untuk memastikan semua warga yang bermukim di pusat bencana itu selamat meski jiwanya dipertaruhkan.

Setahun telah berlalu. Bencana banjir bandang di Masamba, memberi pelajaran yang sangat berarti khususnya bagi Laode yang saat itu menjabat Komandan Kompi (Danki) Brimob Baebunta.

“Harapan saya, semoga kejadian yang menelan ratusan korban jiwa itu tidak pernah lagi terulang. Kepada seluruh anggota Brimob Baebunta, saya harap tetap menjaga kekompakan, utamakan keselamatan masyarakat, karena jiwa kita untuk Indonesia, Bhakti seorang Brimob akan terealisasi dengan baik ketika kita berhasil menjalankan tugas dengan baik,”tutur Laode Rusli.

Previous Post Next Post