Luwu, Inspirasitimur.com --- Gula Semut memang sudah menjadi salah satu Bahan makanan yang selalu di cari ibu-ibu di pasaran. Gula semut sendiri merepukan gula merah versi bubuk.
Selain bahan makanan, gula semut ini juga bisa digunakan sebagai bahan minuman bahkan sejumlah makanan tradisional di wilayah indonesia menggunakan gula semut Sebagai pelengkap.
Dikarenakan penggunaan gula semut sangat bervariatif, gula ini menjadi salah satu bahan makanan dan minuman yang di cari.
Hanya saja, produksi gula semut saat ini sangat terbatas dikarenakan bahan dasar untuk membuat gula yang sering di sebut gula kristal ini, telah jarang di temukan di dataran rendah.
Hal itu membuat produsen gula semut harus melestarikan tanaman Aren untuk menjaga ketersedian bahan dasar pembuatan gula semut atau gula merah versi bubuk itu.
Hal itulah yang saat ini dilakukan oleh Bapak Hoding yang berdomisili di desa Desa Kaladi Darussalam, Kecamatan Suli Barat, Kabupaten Luwu.
Sebagai pengusaha Gula semut dari air Nira, Sekretaris Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Pada Kelompok Tani Hutan (KTH) Sepakat, Hoding mulai melestarikan tanaman Aren sekaligus merehabilitasi lahan kritis di Desa Kaladi.
" usaha ini sudah 3 tahun saya jalani, demi menjaga ketahanan bahan baku saya mulai menanam Aren," Terangnya
Hoding juga mengatakan jika produksi gula aren di tempat usahanya mencapai hingga 10 kg perharinya.
" Kami beri nama GulaNa Professer, Setiap harinya kami bisa memproduksi hingga 10 kg," kata Hoding, Sabtu 5 Desember 2020.
(*)