SOROWAKO – Di tengah krisis iklim global dan meningkatnya kerentanan wilayah pesisir terhadap abrasi serta penurunan keanekaragaman hayati laut, peringatan Hari Mangrove Sedunia menjadi lebih dari sekadar seremoni. Ia adalah seruan untuk bertindak nyata.
PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), bagian dari MIND ID, menjawab seruan itu dengan aksi konkret: menanam 2.000 bibit mangrove serta melakukan restorasi lamun dan terumbu karang di kawasan pesisir Pasi-Pasi, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi restorasi jangka panjang PT Vale yang dijalankan bersama TNI Angkatan Laut (Lantamal VI Makassar), Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, organisasi konservasi, serta masyarakat pesisir.
“Kami tidak hanya menanam pohon, kami sedang menanam ketahanan untuk masa depan,” kata Abu Ashar, Wakil Presiden Direktur dan Chief Operations & Infrastructure Officer PT Vale, yang hadir bersama Chief Human Capital Officer Adriansyah Chaniago.
Ekosistem Kritis di Malili
Indonesia memang memiliki kawasan mangrove terluas di dunia, namun lebih dari 50% telah mengalami degradasi. Di kawasan pesisir Malili, hasil kajian ekologis PT Vale tahun 2022 menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan:
-
Terumbu karang sehat tersisa hanya 30,96 hektar dari total 111 hektar.
-
Ekosistem lamun hanya tinggal 0,88 hektar.
-
Hutan mangrove seluas 647 hektar, namun dengan kepadatan rendah dan fungsi ekologis yang menurun drastis.
Padahal, mangrove memiliki kemampuan menyerap karbon 3–5 kali lebih besar dari hutan darat tropis, serta mampu meredam abrasi dan badai.
“Jika ekosistem pesisir rusak, bukan hanya lingkungan yang terdampak, tetapi juga ekonomi masyarakat dan harapan akan pertumbuhan yang inklusif,” ujar Endra Kusuma, Direktur Hubungan Eksternal PT Vale.
Transplantasi Terumbu Karang di Mangkasa Point
Tak berhenti pada mangrove, PT Vale juga melakukan restorasi bawah laut dengan menurunkan 50 struktur transplantasi terumbu karang (spider) dan membangun 20 rumah karang (nursery) di kawasan kritis Mangkasa Point.
Program ini melibatkan Sorowako Diving Club (SDC), Lantamal VI, perwakilan Pemkab Luwu Timur, Yayasan Konservasi Cinta Laut Indonesia (YKCLI), dan BPSPL Makassar. Penyerahan simbolik struktur dilakukan oleh Abu Ashar kepada tim lapangan yang akan memonitor dan merawat secara berkelanjutan.
Komitmen Berkelanjutan PT Vale
Penanaman mangrove bukan hal baru bagi PT Vale. Sebelumnya, perusahaan telah menanam 1.000 bibit Rhizophora mucronata dan Rhizophora aviculata dalam rangka Aksi Iklim memperingati Hari Ozon Sedunia, juga di Desa Pasi-Pasi.
Komitmen ini sejalan dengan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) sebagai kerangka kerja pertambangan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam, melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Morowali, Masdin, menyampaikan apresiasinya:
“PT Vale bukan hanya pelaku industri, tapi juga mitra strategis dalam menjaga lingkungan. Ini menjadi motivasi bagi daerah untuk meningkatkan kepedulian terhadap kawasan pesisir.”
Sinergi Lintas Sektor untuk Menjaga Laut
Komandan Lantamal VI Makassar, Brigjen TNI (Mar) Dr. Wahyudi, menegaskan bahwa kegiatan pelestarian pesisir juga merupakan bagian dari pertahanan negara.
“TNI AL memiliki tanggung jawab moral dan strategis menjaga wilayah perairan. Tapi ini tugas besar yang tidak bisa dikerjakan sendiri. Sinergi lintas sektor menjadi kunci,” katanya.
Kepala Desa Pasi-Pasi, Sofian Ibnu Hasim, juga mengapresiasi inisiatif PT Vale:
“Ini kegiatan yang sangat bermanfaat. Harapannya bisa terus dilanjutkan dan diperbanyak untuk masa depan desa kami.”
Menjadi Bagian dari Solusi Iklim
Di tengah tantangan global terkait perubahan iklim, PT Vale menegaskan bahwa pertambangan harus menjadi bagian dari solusi, bukan sumber masalah. Dengan melibatkan masyarakat lokal, program restorasi ini juga membuka peluang ekonomi kreatif dan alternatif penghidupan bagi kelompok rentan.
“Restorasi ini bukan akhir, tapi awal. Setiap mangrove yang tumbuh dan setiap terumbu yang pulih adalah bukti bahwa industri bisa menjadi bagian dari solusi iklim,” pungkas Abu Ashar.