LUWU – Kegiatan latihan bersama dan ujian kenaikan tingkat puluhan murid karateka di Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, diwarnai insiden tak terduga, Minggu (20/7/2025) pagi. Makanan yang disiapkan panitia berupa nasi kuning justru ditemukan dalam kondisi tidak layak konsumsi karena dipenuhi belatung hidup.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, nasi kuning tersebut dipesan panitia dari salah satu warung makan di Belopa, salah satu tempat makan yang cukup dikenal di wilayah Belopa. Namun saat makanan dibagikan, beberapa orang tua murid dibuat kaget dan kecewa setelah mendapati nasi kuning yang disajikan mengandung ayam goreng kecap yang dipenuhi ulat atau belatung.
“Saya kaget sekali waktu buka ayamnya, belatungnya hidup dan bergerak. Langsung saya suruh anak saya berhenti makan,” ujar salah satu orang tua murid yang mendampingi kegiatan.
Panitia pelaksana pun mengaku terkejut dan panik ketika mengetahui makanan yang dipesan tidak layak dikonsumsi. Sebanyak 42 bungkus nasi kuning diketahui telah dibagikan. Diduga, ayam yang digunakan dalam menu tersebut sudah dalam kondisi busuk sebelum dimasak.
Beberapa murid diketahui sempat menyantap beberapa suap nasi sebelum akhirnya belatung terlihat. Beruntung, hingga berita ini ditulis belum ada laporan terkait gejala gangguan kesehatan.
Sebagai langkah antisipatif, panitia segera menarik seluruh nasi kuning yang tersisa dan membuangnya untuk menghindari risiko lebih lanjut.
Warung Makan Klarifikasi
Saat dikonfirmasi, pemilik warung tempat memesan makanan tersebut di Belopa membantah bahwa nasi kuning tersebut dimasak langsung di warungnya. Ia mengaku memesan dari pihak lain karena stok di warungnya telah habis.
“Bukan saya yang buat itu. Saya juga pesan ke orang karena stok saya habis. Ada bukti chat-nya kalau saya pesan ke tempat lain,” jelas pemilik warung makan tempat memesan makanan tersebut melalui pesan WhatsApp.
Meski demikian, sebagai bentuk tanggung jawab, pihak warung mengaku telah mengganti seluruh pesanan dengan bubur secara cuma-cuma.
“Saya tidak kasih bayar. Saya tanggung semua. Saya ganti dengan bubur dan saya gratiskan,” tambahnya.
Pelajaran bagi Pelaku Usaha Kuliner
Peristiwa ini menuai perhatian masyarakat, terutama orang tua peserta yang merasa khawatir akan kualitas makanan yang dikonsumsi anak-anak mereka. Kejadian ini juga menjadi peringatan bagi pelaku usaha kuliner agar lebih ketat dalam menjaga standar kebersihan dan kualitas bahan makanan, terutama untuk pesanan dalam jumlah besar.