JAKARTA – Kota Palopo, Sulawesi Selatan, didaulat sebagai salah satu kota inspiratif dalam upaya mewujudkan kota telinga sehat. Pengakuan ini diberikan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher Indonesia (PERHATI-KL) dalam acara The 14th Indonesian Annual Otology Scientific Meeting (PITO XIV) yang digelar di Ballroom 1 Hotel Shangri-La, Jakarta.
Penjabat Wali Kota Palopo, Firmanza DP, hadir langsung dalam acara tersebut bersama Ketua TP PKK Palopo, Isnada Firmanza. Dalam sesi simposium bertema Program Gangguan Pendengaran dan Ketulian, Firmanza menyampaikan komitmen pemerintah kota dalam meningkatkan kesehatan pendengaran masyarakat.
“Palopo telah menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya, terutama dalam hal kesehatan pendengaran,” kata Firmanza.
Upaya kesehatan pendengaran di Palopo mencakup pemeriksaan THT gratis, penyuluhan pencegahan, rehabilitasi, serta skrining kesehatan bagi anak berkebutuhan khusus dan kelompok rentan seperti para nelayan. Program ini melibatkan kolaborasi lintas sektor, termasuk dukungan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Palopo dan berbagai perguruan tinggi di kota tersebut.
Firmanza menyebutkan bahwa kegiatan amal bakti yang rutin dilakukan oleh tenaga kesehatan dan akademisi telah menjangkau masyarakat akar rumput, menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah dan elemen masyarakat.
Selain itu, Ketua TP PKK Palopo, Isnada Firmanza, turut memperkenalkan kerajinan lokal berupa kain batik Patikala, sebagai bagian dari promosi budaya daerah yang mendukung identitas dan perekonomian lokal.
PITO XIV turut menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka, di antaranya Ketua Umum Pengurus Pusat PERHATI-KL Dr. dr. Yussy Afriani Dewi, Ketua Komnas Program Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKT) dr. Damayanti Soetjipto, Letjen TNI dr. Budi Sulistya, serta dr. Iin Fatimah Hanis.
Dengan pengakuan ini, Kota Palopo diharapkan dapat menjadi model nasional bagi kota-kota lain dalam mengembangkan program kesehatan pendengaran yang berkelanjutan dan inklusif.