Waspada Musim Hujan, Kasus DBD di Palopo Tembus 78, Terbanyak di Pajalesang



PALOPO — Musim hujan tak hanya membawa hawa dingin dan langit kelabu, tapi juga ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Salah satunya adalah meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Palopo.


Kepala Dinas Kesehatan Kota Palopo, Irsan, mengungkapkan bahwa dalam lima bulan terakhir, pihaknya mencatat sebanyak 78 kasus DBD. Angka ini muncul seiring intensitas hujan yang tinggi sejak Maret 2025.


“Musim hujan itu identik dengan genangan air. Nah, itu jadi tempat favorit nyamuk Aedes aegypti berkembang biak. Terutama genangan yang tidak langsung menyentuh tanah, seperti di wadah-wadah air yang dibiarkan terbuka,” ujar Irsan saat ditemui di kantornya, Selasa (25/6/2025).


Dari laporan yang diterima, kasus terbanyak ditemukan di Kelurahan Pajalesang, disusul oleh kasus baru yang muncul di Kelurahan Benteng. Dinas Kesehatan langsung merespons cepat dengan melakukan fogging atau pengasapan di lokasi-lokasi terdampak.


“Fogging itu penting untuk membunuh nyamuk dewasa, tapi kami juga tidak mengabaikan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Keduanya harus berjalan beriringan,” jelasnya.


Adapun rincian kasus DBD di Palopo selama Januari hingga Mei 2025 adalah sebagai berikut:

  • Januari: 19 kasus

  • Februari: 25 kasus

  • Maret: 10 kasus

  • April: 4 kasus

  • Mei: 20 kasus


Meski angka kasus terbilang tinggi, Irsan bersyukur tidak ada pasien yang meninggal dunia. Ia menyebut penanganan cepat dan kolaborasi antarlembaga sebagai kunci keberhasilan itu.


“Alhamdulillah, semua pasien tertangani dengan baik. Mulai dari rumah sakit, Puskesmas, sampai tim lapangan kami di Dinas Kesehatan semua bergerak bersama. Ini tentu hasil kerja kolektif,” ucapnya.


Sebagai perbandingan, sepanjang tahun 2024 lalu, kasus DBD di Palopo mencapai 143 kasus. Irsan berharap tren penurunan kasus terus berlanjut hingga akhir 2025.


“Harapan kami, mulai Juli sampai Desember tidak ada lagi lonjakan kasus. Semoga tahun ini lebih baik dari tahun lalu,” pungkasnya.

أحدث أقدم