Prof Nurdin Dosen UHO Kendari, Masuk Peringkat Ilmuwan Indonesia Berpengaruh di Dunia


KENDARI
– Prof. Muhammad Nurdin, M.Sc, seorang dosen Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), masuk peringkat salah satu ilmuwan Indonesia yang paling berpengaruh di dunia. Hal ini berdasarkan riset Top 2 persen World Ranking Scientist yang dilakukan oleh para peneliti Stanford University, Amerika Serikat.

Prof. Muhammad Nurdin merupakan dosen Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UHO. Ia tercatat dalam Top 2 Persen World Ranking Scientist yang diterbitkan oleh dua lembaga peneliti kredibel di dunia, yakni Stanford University di Amerika Serikat dan Elsevier BV di Anterdam Belanda.

Berdasarkan data yang dihimpun, dari 159.648 ahli berbagai negara, ada sebanyak 58 ilmuwan Indonesia yang berasal dari lembaga riset dan perguruan tinggi masuk dalam daftar dua persen World Ranking Scientist, dianggap sebagai ilmuwan berpengaruh di dunia, termasuk Prof. Muhammad Nurdin dari UHO, karena jurnal internasional yang diterbitkan populer dikunjungi dan dikutip oleh para peneliti lain.

Pemeringkatan tersebut dilakukan berdasarkan nama-nama ilmuwan yang paling banyak dikutip dalam jurnal-jurnal ilmiah di dunia, didasarkan pada peringkat jurnal dan indeks kutipan tekait. Riset dilakukan secara tahunan dan data terbaru ilmuan berpengaruh di dunia itu telah di perbaharui dan diterbitkan pada 20 Oktober 2021 lalu.

Stanford University dan Elsevier BV merilis daftar ilmuan menurut peringkat masing-masing dari berbagai negara. Tentu saja penempatan peringkat berdasarkan c-score atau dengan melihat karya yang paling banyak dikutip.

"Itu akumulasi dari artikel kita. Alhamdulillah pencapaian ini dapat diraih berkat dukungan dari semua pihak, mulai dari keluarga, pimpinan jurusan, fakultas, universitas, kelompok riset, networking dan juga kerjasama yang senantiasa terbuka ruang untuk kami menjalankan kebebasan akademi," ujar Prof Nurdin saat dikonfirmasi, Jumat (29/10/2021) kemarin.

Dirinya menyebut, hingga saat ini telah menghasilkan lebih 100 artikel juga paper sudah diterbitkan pada Jurnal Internasional bereputasi yang terindex di Scopus, yang diketahui merupakan lembaga pengindeks jurnal dan paper terbesar dan paling top di dunia. Scopus merupakan group penerbit Elsevier BV.

Di samping capaian tersebut, Prof Nurdin menambahkan, saat ini tengah disibukkan membimbing puluhan mahasiswa S1, S2, S3, Post Doctor dan mitra riset. Bahkan ada 3 mahasiswa pascasarjana yang tengah ia bimbing dari 5 perguruan tinggi terkemuka di Indonesia.

Prof Nurdin menjelaskan, khusus untuk penelitian, telah melibatkan sejumlah mahasiswa di dalam lembaga yang dinaungi, yakni Research Group, yang menerapkan beberapa skema penelitian, antara lain, penelitian dasar, penelitian terapan, pasca doktor, dan penelitian kerjasama perguruan tinggi. 

Selain itu, kata Prof. Nurdin, juga ada penelitian kerjasama internasional dan publikasi, antara lain, world class research, world class professor, riset keilmuan merdeka belajar kampus merdeka, program kemitraan masyarakat, dan lain-lain. Menurutnya, sebagian besar penelitian ini seang proses on-going sampai tahun 2023.

"Tim kami berusaha melakukan riset dengan baik dan mempublikasikannya pada jurnal high impact. Sehingga pembaca scientist dunia dapat mengakses dengan baik," tutur Pria kelahiran Ujung Pandang 6 Juni 1966 tersebut.

Selain itu, saat ini ada beberapa scientist internasional yang menawarkan kemitraan yang saling menguntungkan.

"Tentunya akselerasi publikasi ke depan kita dorong terus," bebernya.

Prof Nurdin mengatakan, suatu ruang laboratorium harus dibangun di UHO Kendari agar dapat dikelola dan dimanfaatkan, salah satunya oleh  Research Group. Dengan tujuan dapat mengakselerasi kinerja riset dan publikasi di UHO Kendari.

"Olehnya itu, untuk dapat terus melanjutkan aktifitas riset, kami memimpikan adanya suatu ruangan laboratorium yang dapat digunakan untuk pengembangan experiment lebih maksimal," pungkasnya.

Berikut 58 daftar ilmuwan Indonesia dalam Top 2% World Ranking Scientist:

1. Rohman, Abdul dari Universitas Gadjah Mada

2. Firman, Tommy dari Institut Teknologi Bandung

3. Kuswandi, Bambang dari Universitas Jember

4. Ismadji, Suryadi dari Widya Mandala Surabaya Catholic University

5. Murdiyarso, Daniel dari Center for International Forestry Research, Jawa Barat

6. Larson, Anne dari Center for International Forestry Research, Jawa Barat

7. Silitonga, A. S dari Politeknik Negeri Medan

8. Iskandar, Ferry dari Institut Teknologi Bandung

9. Fatimah, Is dari Universitas Islam Indonesia

10. Hawley, William A dari UNICEF Indonesia

11. Nandiyanto, Asep Bayu Dani dari Universitas Pendidikan Indonesia

12. Putra, Nandy dari Universitas Indonesia

13. Susanto, Heru dari Universitas Diponegoro

14. Sumboja, Afriyanti dari Institut Teknologi Bandung

15. Fulazzaky, Mohamad Ali dari Universitas Djuanda

16. Suhartanto, Dwi dari Politeknik Negeri Bandung

17. Herawan, T dari Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo

18. Harapan, Harapan dari Universitas Syiah Kuala

19. Berawi, Mohammed Ali dari Universitas Indonesia

20. Marfai, M. A dari Universitas Gadjah Mada

21. Wenten, I. G dari Institut Teknologi Bandung

22. Sugiharto, S dari Universitas Diponegoro

23. Pranata, Raymond dari Universitas Pelita Harapan

24. Hadinegoro, Sri Rezeki dari Universitas Indonesia

25. Pambudi, Nugroho Agung dari Universitas Sebelas Maret

26. Syafiuddin, Achmad dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

27. Muntohar, Agus Setyo dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

28. Saleh, Rosari dari Universitas Indonesia

29. Pangestuti, Ratih dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

30. Widodo, A dari Universitas Diponegoro

31. Indarto, Antonius dari Institut Teknologi Bandung

32. Maryudi, Ahmad dari Universitas Gadjah Mada

33. Elyazar, Iqbal R.F dari Oxford University Clinical Research Unit

34. Suwarno, Suwarno dari Institut Teknologi Bandung

35. Muchlisin, Z. A dari Universitas Syiah Kuala

36. Rachmawati, Heni dari Institut Teknologi Bandung

37. Christwardana, Marcelinus dari Institut Teknologi Indonesia

38. Abral, Hairul dari Universitas Andalas

39. Jayanegara, Anuraga dari IPB University

40. Holmgren, Peter dari Center for International Forestry Research, Jawa Barat

41. Pawitan, Jeanne Adiwinata dari Universitas Indonesia

42. Sasmono, R. Tedjo dari Eijkman Institute for Molecular Biology

43. Sarno, Riyanarto dari Institut Teknologi Sepuluh November

44. Ambarita, H dari Universitas Sumatera Utara

45. Sutikno, Tole dari Universitas Ahmad Dahlan

46. Ulhaq, Zulvikar Syambani dari State Islamic University of Malang

47. Dahono, Pekik Argo dari Institut Teknologi Bandung

48. Kosen, Soewarta dari Konsultan Independen

49. Katili, Irwan dari Universitas Indonesia

50. Yasin, Moh dari Universitas Airlangga

51. Aldila, Dipo dari Universitas Indonesia

52. Munir, Achmad dari Institut Teknologi Bandung

53. Hidayat, Taufiq dari Institut Teknologi Bandung

54. Achmad, Muhammad Harun dari Universitas Hasanuddin

55. Nurdin, Muhammad dari Universitas Halu Oleo

56. Suyanto, Suyanto dari Telkom University

57. Surya, Batara dari Bosowa University

58. Nasution, Mahyuddin K.M dari Universitas Sumatera Utara. (*)


Previous Post Next Post