PALOPO – Setiap tanggal 2 Oktober, dunia memperingati sejumlah peristiwa penting yang memiliki makna historis dan sosial, baik di tingkat internasional, nasional, maupun lokal. Dari Hari Tanpa Kekerasan Internasional hingga peringatan Hari Batik Nasional, tanggal ini menjadi momentum refleksi atas nilai-nilai perdamaian, budaya, dan kemerdekaan.
Internasional
Tanggal 2 Oktober dikenal dunia sebagai Hari Tanpa Kekerasan Internasional. Peringatan ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengenang hari lahir Mahatma Gandhi pada 2 Oktober 1869. Gandhi dikenal sebagai tokoh perdamaian dunia yang memperjuangkan kemerdekaan India melalui prinsip non-kekerasan dan keteladanan moral.
Selain itu, dunia juga memperingati Hari Hewan Ternak Sedunia, yang mulai dicanangkan pada 1983. Peringatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran terhadap kesejahteraan hewan ternak serta mengingatkan masyarakat akan penderitaan hewan dalam industri pangan global.
Di sisi lain, tanggal ini juga menandai Hari Kemerdekaan Guinea. Negara di Afrika Barat tersebut merdeka dari Prancis pada 2 Oktober 1958. Setiap tahun, masyarakat Guinea merayakannya dengan parade budaya, pertunjukan rakyat, dan upacara kenegaraan.
Masih pada tanggal yang sama di tahun 1958, sejarah mencatat peluncuran Boeing 707, pesawat jet komersial pertama di dunia. Kehadiran Boeing 707 menjadi tonggak penting dalam industri penerbangan modern dan membuka era baru transportasi udara internasional.
Indonesia
Bagi masyarakat Indonesia, 2 Oktober memiliki makna tersendiri sebagai Hari Batik Nasional. Peringatan ini ditetapkan pemerintah sejak 2009, setelah UNESCO mengakui batik sebagai Warisan Budaya Takbenda asal Indonesia. Setiap tahun, masyarakat diajak mengenakan batik sebagai bentuk pelestarian dan kebanggaan terhadap identitas budaya bangsa.
Selain itu, tanggal ini juga menjadi momen untuk mengenang wafatnya Sri Sultan Hamengkubuwana IX pada 2 Oktober 1988. Beliau merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia, dikenal karena perannya dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan nasional. Sri Sultan Hamengkubuwana IX wafat di Washington DC dan dimakamkan di Kompleks Makam Raja-Raja Imogiri, Yogyakarta.