End Google Tag Manager (noscript) --> Bulog Bangun Pabrik Penggilingan Padi Modern Pertama di Luar Jawa, Luwu Jadi Pusat Produksi Beras

Bulog Bangun Pabrik Penggilingan Padi Modern Pertama di Luar Jawa, Luwu Jadi Pusat Produksi Beras


LUWU – Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, akan menjadi lokasi pembangunan pabrik penggilingan padi modern pertama milik Perum Bulog di luar Pulau Jawa. Proyek strategis nasional ini diharapkan memperkuat posisi Kabupaten Luwu sebagai salah satu sentra produksi beras terbesar di kawasan timur Indonesia.


Rencana pembangunan pabrik tersebut disampaikan dalam Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Luwu, Senin (6/10/2025). Dalam rapat itu, DPRD menyetujui pemindahtanganan aset daerah berupa lahan seluas 50.000 meter persegi (5 hektar) di Desa Barammamase, Kecamatan Walenrang, berikut dua unit bangunan di atasnya, untuk digunakan Perum Bulog sebagai lokasi pembangunan sentra penggilingan padi modern.


Pemimpin Perum Bulog Cabang Palopo, Hadir Alamsyah, kepada kompas.com menjelaskan pembangunan pabrik penggilingan padi modern di Luwu merupakan langkah strategis perusahaan dalam memperkuat rantai pasok pangan nasional.


“Ini akan menjadi pabrik penggilingan padi modern pertama yang dibangun Bulog di luar Pulau Jawa. Di Bulog baru sepuluh yang ada di jawa dan NTB,” kata Hadir saat dikonfirmasi, Senin (6/10/2025) sore..


Lanjut Hadir, rencana beroperasi akan dilakukan pada tahun 2026 mendatang setelah hibah tanah diserahkan.


“Untuk beroperasinya kami harus terima dulu dari Pemda tanah hibahnya. Rencana semester dua tahun 2026 baru bisa dibangun,” ucap Hadir.


“Komitmen Pemda Luwu ke Bulog adalah menyerahkan tanah hibah dan itu sudah siap tinggal nanti diusahakan oleh Pemda untuk kelanjutannya,” tambah Hadir. 


Hadir menambahkan, kehadiran sentra penggilingan padi modern ini akan memperluas kapasitas penyerapan gabah petani, khususnya di wilayah Luwu Raya yaitu Luwu, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja dan Toraja Utara, serta menjaga stabilitas harga beras di pasaran.


“Dengan kapasitas produksi mencapai 120 ton per hari, Bulog menargetkan pabrik ini menjadi tulang punggung cadangan beras pemerintah (CBP) di kawasan timur Indonesia. Setelah beroperasi, otomatis Bulog akan menyerap lebih banyak gabah petani lokal. Ini sekaligus mendukung program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang menjadi amanah Presiden,” ujarnya.


Bupati Luwu, Patahudding, menyatakan bahwa dukungan terhadap pembangunan pabrik modern Bulog merupakan bagian dari visi pemerintah daerah untuk menjadikan Luwu sebagai daerah produsen beras unggulan nasional.


“Keputusan hibah lahan ini kami ambil dengan pertimbangan matang agar memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan pembangunan daerah secara keseluruhan,” tutur atahudding.


Menurut Patahudding, kebijakan tersebut sejalan dengan prioritas pembangunan daerah yang tertuang dalam program Mandiri Ekonomi Berbasis Sumber Daya Lokal,  Luwu Berdaya.


Ia menegaskan, sektor pertanian adalah tulang punggung ekonomi Luwu, dan pemerintah daerah terus berupaya mengembangkan nilai tambah dari hasil produksi petani.


“Pembangunan pabrik ini akan membuka lapangan kerja baru, memperkuat ekonomi masyarakat, serta meningkatkan daya saing komoditas beras Luwu di tingkat nasional,” ujarnya.


Patahudding menambahkan, kerja sama dengan Bulog bukan sekadar investasi infrastruktur, melainkan juga investasi jangka panjang untuk ketahanan pangan daerah. Dengan fasilitas modern dan dukungan teknologi pascapanen, Kabupaten Luwu diharapkan menjadi contoh pengelolaan pertanian terpadu di luar Pulau Jawa.


“Kami ingin memastikan Luwu tidak hanya dikenal sebagai lumbung beras Sulawesi Selatan, tetapi juga sebagai pusat agribisnis modern yang berkontribusi bagi ketahanan pangan nasional,” imbuhnya.


Dengan adanya persetujuan pemindahtanganan aset daerah tersebut, Pemerintah Kabupaten Luwu menegaskan komitmennya memperkuat sektor pertanian sebagai penggerak utama ekonomi rakyat. Pembangunan pabrik penggilingan padi modern ini menjadi tonggak baru bagi Luwu untuk melangkah menuju daerah agribisnis yang unggul, berdaya saing, dan berkelanjutan.

 

Previous Post Next Post