Srikandi Polres Luwu, Bripka Samrah: Polwan, Ibu, Pedagang, dan Petani



LUWU – Menjelang Hari Polisi Wanita (Polwan) ke-76 yang diperingati pada 1 September 2025, kisah inspiratif datang dari seorang srikandi Bhayangkara Polres Luwu, Bripka Samrah.


Di balik seragam cokelatnya, Samrah tak hanya dikenal sebagai anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas), tetapi juga sosok ibu, pedagang, sekaligus petani yang menjalani semua peran dengan ketulusan.


Rutinitas harian Samrah dimulai sejak pukul 03.00 Wita. Saat banyak orang masih terlelap, ia sudah terjaga menyiapkan bubur untuk anak bungsunya yang masih balita. Sebagai pejuang ASI, ia juga menyetok susu sebelum berangkat dinas. Setelah itu, Samrah menyiapkan dagangan somai dan bakwan yang dijual di depan rumah.


“Di daerah saya memang kurang jajanan, jadi saya manfaatkan peluang itu,” ujar Samrah sambil tersenyum, Kamis (28/8/2025).


Usai mengurus rumah tangga, ia mengenakan seragam dinas dan mengikuti apel pagi di Polres Luwu. Lulus dari Sekolah Polisi Wanita Ciputat pada 2009, Samrah mengawali karier di Polres Palopo sebelum pindah tugas ke Polres Luwu pada 2020. Kini, ia dipercaya sebagai penguji Surat Izin Mengemudi (SIM) di Satlantas Polres Luwu.


Meski kesibukan dinas padat, ia berusaha hadir untuk anak-anaknya. “Ini masa emas anak. Jadi meski ada keluarga yang bantu menjaga, saya tetap berusaha terlibat langsung,” ujarnya.


Kasat Lantas Polres Luwu, AKP Sarifuddin, mengapresiasi dedikasi Samrah yang mampu menyeimbangkan tugas dan perannya sebagai ibu rumah tangga.


“Selama tidak mengganggu jam kantor, kami tentu memberi ruang bagi anggota. Justru hal seperti ini bisa jadi contoh bahwa Polwan mampu berdaya di tengah berbagai kesibukan,” katanya.


Kapolres Luwu, AKBP Adnan Pandibu, juga memberikan dukungan yang sama. 

“Kami bangga punya anggota seperti Bripka Samrah. Pengabdian di masyarakat tetap berjalan, sementara peran keluarga juga tidak terabaikan. Prinsipnya, selama jam dinas dipenuhi, kami mendukung kreativitas anggota,” tegasnya.


Sepulang dinas, Samrah kembali berganti peran. Jika dagangannya sepi, ia membantu suami mengolah sawah. Pada akhir pekan, mereka bersama-sama ke Bonelemo, Bajo Barat, untuk berkebun menanam jagung hingga memetik cengkeh.


Menurutnya, semua kesibukan itu dijalani dengan ikhlas demi masa depan anak-anak. Dukungan sang suami juga membuat semuanya terasa lebih ringan. “Suami justru senang, karena kita sama-sama berkontribusi,” ucapnya.


Dari perjalanan hidupnya, Samrah belajar banyak tentang kesabaran dan pelayanan. Hal itu ia terapkan dalam tugas sehari-hari di Satlantas. “Pelajaran paling berharga adalah bagaimana tetap humanis dalam melayani masyarakat. Kadang saya gunakan bahasa daerah, bahasa Luwu, supaya warga lebih nyaman,” ungkapnya.


Menjelang HUT Polwan, Bripka Samrah berharap rekan-rekannya sesama Polwan terus berdaya dan menjadi inspirasi.


“Semoga Polwan semakin jaya. Kita ini serba bisa, bukan hanya bertugas di kantor, tapi juga jadi ibu, pedagang, bahkan petani. Semua bisa asal dijalani dengan ikhlas,” pungkasnya.

Previous Post Next Post