LUWU - PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) menggelar konsultasi publik terkait rencana pengembangan kawasan industri di Aula Kantor Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Sabtu (9/8/2025).
Kegiatan ini dihadiri manajemen PT BMS dan PT Bumi Kalla Mineral Sulawesi (BKMS), Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Camat Bua, tim konsultan penyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), serta perwakilan pemerintah dan warga dari Desa Bukit Harapan, Toddopuli, Karang-Karangan, Lengkong, Posi, dan Tiromanda.
Smelting Plant Project Manager PT BMS, M Aldin Djapari, menjelaskan bahwa perusahaan telah mengoperasikan satu unit pabrik sejak 12 April 2024, dan kini tengah menyelesaikan pembangunan tungku kedua.
“Pengembangan PT BMS menjadi kawasan industri bukan hanya untuk smelter, tapi juga fasilitas pendukungnya, termasuk sumber air, listrik, jalan, dan pelabuhan. Semua itu akan dikelola dalam satu kawasan,” ujar Aldin.
Ia menambahkan, pembahasan kawasan industri sebenarnya sudah dilakukan internal perusahaan sejak tahun lalu. Persetujuan dari Pemerintah Kabupaten Luwu terbit pada 28 April 2025, sehingga tahap selanjutnya adalah penyusunan Amdal.
Menurut Aldin, dalam penyusunan AMDAL PT BMS untuk menjadi kawasan industri (KI) terdiri dari beberapa tahap, yang pertama adalah konsultasi publik.
“Disini poinnya adalah meminta saran kritik dan pendapat dari masyarakat terutama yang masuk dalam zona/kawasan, bagaimana supaya dampak-dampak bisa kita minimalisir, jadi mohon saran, kritik dan pendapatnya dari masyarakat supaya studi ini bisa kita betul-betul komprehensifkan. Setelah konsultasi publik ini kami masih melibatkan beberapa perwakilan masyarakat, jadi prosesnya tidak langsung bahwa konsultasi hari ini realisasinya selesai tapi butuh waktu berbulan-bulan, mohon saran, kritiknya dan pendapatnya supaya kegiatan ini tidak berjalan sendiri, dengan harapan kedepan tidak ada lagi ribut-ribut,” jelasnya.
PT Bumi Mineral Sulawesi (PT BMS) adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan mineral, khususnya nikel, dan merupakan bagian dari Kalla Group. PT BMS memiliki smelter feronikel yang telah beroperasi dan sedang membangun smelter nikel sulfat untuk baterai. Perusahaan ini juga berkomitmen pada tanggung jawab sosial, seperti penanganan masalah sampah dan pemberdayaan masyarakat sekitar melalui rekrutmen tenaga kerja.