Ketika Terminal BBM di Luwu Jadi Suaka bagi Rusa


LUWU - Di balik aktivitas padat Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Karang-Karangan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, tersimpan sebuah cerita tak biasa. Terminal BBM milik Pertamina Patra Niaga Sulawesi itu bukan sekadar tempat distribusi energi. Di jantung kawasan industri itu, hidup sekelompok rusa yang terus berkembang biak.


Bukan satu atau dua ekor, tetapi kini jumlahnya telah mencapai 20 ekor. Lima di antaranya jantan, sisanya sebanyak 15 ekor betina. Rusa-rusa itu hidup di kawasan Terminal BBM, bergerak bebas di area yang dijaga dan dirawat dengan cermat oleh pengelola depot.


Awalnya hanya tiga ekor yang kami datangkan dari penangkaran satwa di Sidrap, Sulawesi Selatan. Sekarang sudah menjadi 20 ekor,” kata Kepala Depot Terminal BBM Karang-Karangan, Sukma Pamungkas, saat ditemui Kompas.com, Selasa (22/7/2025).


Menurut Sukma, kehadiran rusa di lingkungan kerja yang identik dengan aktivitas logistik dan distribusi bahan bakar ini bukan kebetulan semata.


Sejak awal, kami memang ingin menunjukkan bahwa industri energi dapat berjalan selaras dengan kepedulian terhadap lingkungan dan satwa liar,” ucapnya.


Dirawat dan Dilepasliarkan secara Alami

Rusa-rusa tersebut tidak dikurung dalam kandang tertutup. Mereka dibiarkan hidup bebas di area khusus yang berada di dalam kawasan terminal. Setiap hari, petugas depot menyediakan pakan tambahan berupa daun-daunan hijau dan wortel segar, meski sebagian besar rusa mencari makan secara alami.


Di sini kami lepasliarkan secara alami. Mereka mencari makan sendiri di area terminal. Tapi kami juga rutin beri pakan berupa hijauan dan wortel,” ujarnya.


Dengan jumlah yang terus bertambah, pengelola mulai mempertimbangkan opsi untuk melepasliarkan sebagian rusa ke habitat yang lebih luas dan alami.


“Kami memang ada rencana untuk melepasliarkan, karena populasinya sudah cukup banyak. Luas area kami mungkin sudah tidak ideal untuk jangka panjang. Nanti kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk program pelepasliaran yang tepat,” tuturnya.


Industri dan Konservasi Bisa Berjalan Beriringan

Keberadaan rusa di Terminal BBM Karang-Karangan Kabupaten Luwu tak hanya menjadi daya tarik unik, tetapi juga menjadi indikator kesehatan lingkungan di sekitar kawasan industri tersebut. Menurut Sukma, jika rusa bisa hidup dan berkembang biak di sana, itu menunjukkan bahwa kondisi lingkungan dalam terminal masih terjaga.


Dengan bertahannya satwa liar seperti rusa di area terminal, itu menandakan bahwa lingkungan kami baik-baik saja. Tangki timbun dalam kondisi aman, tidak ada kebocoran, tidak ada pencemaran. Kalau ada pencemaran, satwa liar pasti tidak akan bisa bertahan hidup,jelasnya.


Simbol Kepedulian yang Nyata

Di tengah kekhawatiran terhadap dampak lingkungan dari aktivitas industri, kisah rusa-rusa di Terminal BBM Karang-Karangan menjadi pengingat bahwa konservasi dan industri tidak harus saling meniadakan. Upaya kecil namun konsisten yang dilakukan oleh pengelola depot membuktikan bahwa nilai-nilai pelestarian ekosistem bisa diintegrasikan ke dalam sistem kerja perusahaan.


Terminal BBM ini mungkin lebih dikenal sebagai simpul penting distribusi energi di kawasan timur Indonesia. Namun siapa sangka, di sela-sela deru mesin dan kilau tangki logam, ada kehidupan yang tumbuh dengan damai, Rusa-rusa yang menjadi saksi bisu bahwa energi dan ekologi bisa berjalan berdampingan.

Previous Post Next Post