Menyiapkan Generasi Hilirisasi: Kolaborasi Strategis Transformasi Teknologi dan Pengetahuan Nikel di Kawasan Timur



LUWU TIMUR - Indonesia, sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, semakin menegaskan posisinya dalam peta energi hijau global dan hilirisasi mineral strategis. Namun, keunggulan sumber daya alam saja tidak cukup untuk memenuhi tuntutan transformasi industri berkelanjutan.


Menjawab tantangan ini, PT Vale Indonesia Tbk (anggota MIND ID), Universitas Hasanuddin (Unhas), dan Huayou Indonesia menjalin kolaborasi strategis melalui program edukasi transformasi teknologi dan Kelas Pengetahuan Hilirisasi Nikel. Program ini dirancang sebagai pusat unggulan riset aplikatif, pengembangan vokasi, serta inovasi industri.


“Inisiatif ini adalah investasi jangka panjang untuk manusia, lingkungan, dan masa depan industri kita,” ujar Muhammad Asril, Chief Project Officer PT Vale, Rabu (28/5/2025).


Menurut Asril, transformasi industri harus dimulai dari transformasi pengetahuan dan teknologi. Dengan memadukan kekuatan akademik, industri, dan teknologi, pusat ini diharapkan mampu mendesain ulang pengembangan kawasan timur Indonesia sebagai episentrum baru energi dan keberlanjutan.


Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., menyebut kolaborasi ini sebagai simbol kesiapan kampus untuk menjadi mitra strategis pembangunan nasional.


“Unhas akan menjadi simpul utama dalam transfer ilmu dan teknologi, serta rumah bagi pengembangan generasi yang mampu membawa industri Indonesia ke panggung global,” katanya.


Prof. Jamaluddin juga menegaskan kesiapan Unhas untuk berkontribusi dalam penguatan ekosistem industri berbasis hilirisasi, agar lebih adaptif dan relevan terhadap kebutuhan zaman.


Di sisi lain, PT Vale telah lama menempatkan pendidikan sebagai pilar utama pembangunan komunitas. Tahun ini, perusahaan menyalurkan beasiswa S2 dan S3, menghadirkan bus sekolah di lima desa terpencil, memfasilitasi program persiapan masuk perguruan tinggi, serta memberikan beasiswa kepada 70 mahasiswa berprestasi yang kurang mampu secara ekonomi. Saat ini, 99,9 persen tenaga kerja PT Vale berasal dari Indonesia, dengan lebih dari 80 persen dari Sulawesi.


Tak hanya itu, PT Vale juga menggelar pelatihan vokasi bagi masyarakat sekitar area operasional, memberikan program bantuan pendidikan bagi pelajar asli lokal, hingga membuka kesempatan kerja praktik bagi mahasiswa dari seluruh Indonesia.


Sementara itu, David Wei, General Manager Huayou Indonesia Management Center, menegaskan bahwa integrasi kampus dan industri memegang peranan penting dalam mencetak sumber daya manusia lokal yang siap menghadapi tantangan era energi baru.


“Kami tidak hanya membutuhkan tenaga kerja, tetapi juga pionir-pionir lokal yang mampu berpikir secara global,” ujar David.


Sejak 2023, Huayou aktif bekerja sama dengan Northeastern University (Tiongkok), Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan Akademi Teknik Sorowako. Hingga akhir 2024, Huayou telah menyalurkan beasiswa kepada 183 mahasiswa diploma, 82 mahasiswa sarjana, dan 53 mahasiswa magister, serta memfasilitasi puluhan mahasiswa magang di proyek-proyek Huayou di Indonesia.


David menekankan bahwa filosofi bisnis Huayou adalah selalu memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian dan masyarakat lokal, di mana pun perusahaan berinvestasi.


Melalui pusat pengetahuan dan inovasi yang dibangun bersama, ketiga pihak ini berharap dapat mengubah hilirisasi menjadi gerakan inklusif yang melahirkan teknologi tepat guna, skema pelatihan vokasi sesuai kebutuhan industri, beasiswa prestasi, riset kolaboratif, hingga peta jalan hilirisasi yang berorientasi keberlanjutan.


Langkah ini pun sejalan dengan agenda besar pemerintah untuk mengakhiri ekspor bahan mentah, menciptakan nilai tambah di dalam negeri, sekaligus memastikan pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

Previous Post Next Post